get app
inews
Aa Text
Read Next : Kondisi Tukul Arwana usai Stroke, Vega: Sudah Membaik tapi…

Awas! Jangan Anggap Remeh Kesemutan di Kaki, Kenapa?

Kamis, 31 Maret 2022 - 20:02:00 WITA
Awas! Jangan Anggap Remeh Kesemutan di Kaki, Kenapa?
Waspada jika kaki Anda suka kesemutan itu gejala awal stroke. (Foto: Ilustrasi istimewa)

JAKARTA, iNews.id – Kita sering dilanda kesemutan yang berulang kali di kaki, tangan, atau anggota tubuh lainnya. Awas, jangan pernah anggap remeh, bisa jadi kesemutan itu menjadi pertanda awal Anda menderita gejala stroke

Diketahui, stroke bermula dari masalah kolesterol tinggi yang kerap hadir tanpa disadari. Kolesterol memiliki risiko yang berbahaya bagi kesehatan dan berdampak pada beberapa penyakit seperti penyakit jantung dan stroke.

Kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus itu hanya menyebabkan peristiwa darurat seperti serangan jantung atau stroke. Padahal kalau ditelisik lebih jauh, biasanya timbul gejala awal yang kerap disepelekan, salah satunya kesemutan atau kebas. 

Sering kesemutan terjadi karena sistem saraf yang terganggu akibat kolesterol tinggi. Jika sudah terlalu sering mengalami kesemutan, Anda harus waspada. Bisa jadi itu gejala awal dari stroke. 

Sementara berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 10 tahun terakhir (2012-2021), fakta bahwa prevalensi penyakit Stroke di Indonesia masih sangat tinggi. Stroke merupakan salah satu dari tiga penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia dan juga penyebab kecacatan (disability) utama pada penderita usia dewasa bahkan pada usia produktif. Alhasil stroke digolongkan kedalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. 

Untuk mengetahui gejala awal stroke, Dokter Spesialis Saraf Stroke Center Brawijaya Hospital, dr M Arief Rachman, Sp S, menyarankan masyarakat lebih waspada jika merasakan kesemutan di bagian tubuh tertentu. Kesemutan berulang itu bukan karena ada kerusakan pada saraf tubuh semata. 

“Banyak yang menganggap remeh kesemutan dengan gangguan saraf atau peredarah tak lancer. Padahal jika diperiksa di rumah sakit khusus stroke, itu adalah gejala awal dari serangan jantung,” kata dr Arief saat ditemui di Peresmian Stroke Center Brawijaya Hospital, Rabu (30/3/2022). 

Dr Arief juga menjelaskan beberapa Teknik pengobatan stroke salah satunya dengan terapi Digital Subtraction Angiography (DSA) yang pernah dipakai Dokter Terawan.Terapi tersebut yang kemudian dikenal luas dengan istilah 'cuci otak'. Menurut dr Arief Rachmanteknik DSA itu pada dasarnya adalah upaya diagnostik, bukan terapi pengobatan stroke. 

"DSA itu suatu pemeriksaan pada bagian pembuluh darah untuk mendeteksi apakah ada kelainan, penyumbatan, atau perdarahan yang terjadi di otak. Logika dasarnya seperti pemasangan kateter ke arah otak," kata dr Arief. 

Ketika melakukan DSA, dokter akan memberikan heparin untuk mengatasi penggumpalan darah yang muncul karena masuknya kateter ke pembuluh darah. Obat ini masuk dalam golongan antikoagulan atau pengencer darah yang bekerja menurunkan pembekuan darah. 

Apakah DSA dan heparin adalah jenis pengobatan? Jawabannya tidak. DSA itu sifatnya diagnostik dan bertujuan untuk terapeutik. "DSA akan menjadi pengobatan atau terapeutik pada kondisi khusus. Bisa pada pasien stroke penyumbatan atau stroke perdarahan," katanya. 

Editor: Cahya Sumirat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut