get app
inews
Aa Text
Read Next : Polda Bali Periksa Ponsel dan Laptop Timothy, Cari Petunjuk Penyebab Kematian

Banyak Begadang Ternyata Bisa Meningkatkan Risiko Bunuh Diri

Selasa, 09 Agustus 2022 - 17:16:00 WITA
Banyak Begadang Ternyata Bisa Meningkatkan Risiko Bunuh Diri
Peneliti Beberkan Bahaya Begadang, Bisa Meningkatkan Risiko Bunuh Diri (Foto: Mpho Mojapelo/Unsplash)

JAKARTA, iNews.id - Penelitian bertajuk 'Mind After Midnight' mengungkapkan begadang dapat memengaruhi emosi dan perilaku manusia. Mereka bahkan menyimpulkan begadang dapat meningkatkan risiko bunuh diri.

Banyak bukti menunjukan fungsi otak manusia sangat berbeda saat terjaga di malam hari. Apalagi saat tengah malam, emosi negatif lebih dominan sehingga ide-ide berbahaya muncul.

Penelitian melaporkan risiko bunuh diri tiga kali lipat lebih tinggi antara tengah malam dan 6:00 pagi dibandingkan dengan waktu lainnya, seperti dilansir dari Science Alert.

"Bunuh diri, yang sebelumnya tidak terbayangkan, muncul sebagai pelarian dari kesepian dan rasa sakit. Dan pada saat tidak ada orang lain yang terbangun untuk mencegahnya, memungkinkan bunuh diri benar-benar dilakukan," kata para peneliti dalam hipotesisnya.

Penulis menggunakan dua contoh untuk mengilustrasikan poin mereka. Contoh pertama adalah seorang pengguna heroin yang berhasil mengatasi akaunya di siang hari tetapi menyerah pada sakaunya di malam hari.

Contoh kedua adalah seorang mahasiswa yang berjuang dengan insomnia, yang mulai merasakan keputusasaan, kesepian dan keputusasaan saat begadang. Kedua skenario pada akhirnya memberikan hasil begadang bisa berakibat fatal.

Penelitian sebelumnya memang telah mengungkapkan pada malam hari manusia cenderung merasakan dan bertindak dengan cara tertentu lantaran sebenarnya di jam-jam ini otak seharusnya sudah beristirahat.

Segala kegiatan sejatinya dilakukan pada siang hari dan ini sudah terjadi sejak dahulu kala. Manusia jauh lebih efektif dalam berburu dan mengumpulkan sesuatu di siang hari, dan sementara malam hari justru berisiko menjadi yang diburu.

"Ada jutaan orang yang terjaga di tengah malam hari, dan ada bukti yang cukup bagus bahwa otak mereka tidak berfungsi sebaik di siang hari. Harapan saya adalah penitian terus dilakukan untuk kesehatan dan keselamatan manusia," kata ahli saraf Elizabeth Klerman dari Universitas Harvard.

Editor: Cahya Sumirat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut