Cerita IRT di Minut, Tinggalkan Dunia Perbankan dan Raih Sukses dari Jualan Cilok
 
                 
             
                Dengan banyaknya permintaan, Liani mengaku harus menyiapkan bahan baku 15 kilogram per hari untuk membuat cilok dalam jumlah banyak. Dia tak pernah kesulitan karena bekerja dengan hati senang serta kebutuhan bahan baku selalu tersedia, termasuk tuna.
”Untuk bahan baku saya tak pernah kesulitan, karena cukup tersedia. Saat ini saya hanya pesan, langsung tersedia.” tuturnya.
Liani mengungkapkan, saat ini dia masih terus fokus untuk mengembangkan bisnis cilok yang diberi nama Porodisa. Dia juga sudah memiliki titik yang dianggapnya strategis di beberapa lokasi di Kota Bitung untuk pengembangan usahanya.
Sementara untuk varian rasa yang dijualnya, yakni bakso rebus, tahu bakso, pangsit goreng dan telur gulung.
“Dari cilok saya sudah bisa merenovasi rumah, membuka lapangan pekerjaan dan lebih banyak waktu dengan keluarga,” ucap Liani.
Editor: Donald Karouw
 
                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                                     
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                                