get app
inews
Aa Text
Read Next : Stasiun Semarang Tawang Disulap Jadi Destinasi Wisata Sejarah Berkelas

Masuk 50 Besar ADWI 2022, Wisata Hutan Mangrove di Desa Budo Untung sampai Rp250 Juta

Rabu, 25 Mei 2022 - 19:17:00 WITA
Masuk 50 Besar ADWI 2022, Wisata Hutan Mangrove di Desa Budo Untung sampai Rp250 Juta
Wisata Hutan Mangrove di Desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), terus menarik minat dan menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang.(Foto: MPI/Subhan Sabu)

MINUT, iNews.id - Wisata Hutan Mangrove di Desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), terus menarik minat dan menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang. Desa Budo kini tengah bersiap masuk 10 besar setelah lolos 50 besar penilaian Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Keindahan alam Desa Budo Kecamatan Wori sungguh mempesona dengan hutan mangrove atau hutan bakaunya. Berjalan di dermaga yang dikelilingi pohon Mangrove yang rindang dan hijau anda akan merasakan kesejukan alami

Ada juga pondok-pondok yang disediakan untuk bersantai bagi para pengunjung, sambil menikmati sunset atau berswafoto tepat di depan bentang Pulau Manado Tua, Bunaken dan Siladen.

Apalagi saat matahari akan terbenam, dengan berlatar belakang pulau Manado Tua, anda akan disuguhkan keindahan Sunset yang menghipnotis serasa enggan beranjak pulang.

Wisata Hutan Mangrove di Desa Budo ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Awal mula pengembangan menjadi tempat wisata dimulai pada 2012 lalu, saat itu meski punya potensi yang luar biasa, pada saat itu Desa Budo dianggap tidak ada apa-apanya.

"Pada zaman itu orang menganggap bahwa kita sepertinya enggak ada apa-apa, melihat bahwa di depan tempat kita ini, di laut kita ini ada tiga spot diving yang menjadi juga andalan dari beberapa resort untuk kunjungan para wisatawan asing," ujar Hani Lorens Singa selaku Direktur BUMDes Sinar Usaha Budo, Rabu  (25/5/2022).

Berawal dari situlah, Hani yang saat itu menjabat sebagai Kepala Desa periode 2012-2018 melihat bahwa Desa Budo punya kekayaan alam yang luar biasa di dasar laut dan juga hutan mangrove punya potensi yang besar untuk dikembangkan.

"Makanya pada waktu 2012 kami membuat perencanaan dan di tahun 2015 ada kelembagaan pendidikan Politeknik Negeri Manado menjadi pendampingan kami khusus di anak-anak jurusan pariwisata setelah berlanjut di tahun 2017 kami membuat Dermaga wisata tujuannya untuk dikembangkan sebagai wisata itu sendiri," tuturnya.

Pantai yang awalnya hanya sebagai tempat tambatan perahu itu disulap menjadi destinasi wisata hutan mangrove. Dan akhirnya di tahun 2021 Lisbet Lintogareng selaku hukum tua baru yang menggantikan Hani, memberanikan diri untuk membuka kunjungan wisata wisatawan lokal dengan tiket masuk sebesar Rp5.000.

Laut Desa Budo sangat berdekatan dengan Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage dan Juga Pulau Nain, dengan masing-masing berjarak tempuh kurang lebih 30 menit.

Desa Budo memiliki hutan mangrove yang sangat besar, dengan memilki luas sebesar 3.000 meter persegi, dengan sembilan macam jenis mangrove yakni Mangrove Merah, Api -Api Hitam, Bakau Kurap, Avicennia Lanata (Api - Api), Avecennia Marina (Api - Api Putih), Acrostichum Aureum, Kandelia Candel, Kandelia Obevata dan Rizhopora Lamarckii.

Tempat ini buka mulai pukul 08.00 hingga pukul 23.00 WITA. Untuk tarif masuk setiap orang hanya membayar Rp10.000.

Menparekraf Sandiago Uno sendiri pernah menyebut Desa Budo di akun Instagramnya dan mengapresiasi pembinaan yang dilakukan oleh Politeknik Negeri Manado terhadap Desa Budo.

"Luar biasa! Dalam waktu 3 bulan pendapatan Desa Budo, Minahasa Utara meningkat hingga mencapai Rp 250 juta. Ini adalah efek dari pembinaan yang dilakukan oleh teman-teman di Politeknik Negeri Manado," tulisnya di akun IG.

Editor: Cahya Sumirat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut