PMK Tidak Pengaruhi Penjualan Sapi Kurban di Gorontalo, Peternak: Permintaan malah Naik

GORONTALO, iNews.id - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia tidak memengaruhi penjualan sapi kurban menjelang Hari Raya Idul Adha di Kabupaten Gorontalo. Sebaliknya permintaan malah naik.

"Penjualan tahun ini lebih meningkat dan harga pun meningkat di pasaran," ucap Kadek Yadnyano di Limboto, Selasa (28/6/2022)

Baca Juga

Gorontalo Kirim 256 Ekor Sapi dan 40 Kambing ke Tarakan Kalimantan Utara

Salah satu anggota TNI di Korem 133/NWB berpangkat Sersan Dua tersebut mengatakan pada tahun ini penjualan sapi kurban bertambah dari tahun sebelumnya.

Menurutnya, untuk di kandang miliknya penjualan sapi tetap lancar, karena untuk meyakinkan pembeli dan kesehatan sapi, ia selalu menjaga kebersihan dan memeriksakan kesehatan sapi.

Baca Juga

Miliki 52 Pulau dan 78 Desa Pesisir, Bupati Diminta Pulihkan Pariwisata Gorontalo Utara

"Sapi saya setiap tiga bulan sekali diperiksa oleh mantri hewan, untuk disuntik vitamin agar tidak gampang terserang penyakit," kata dia.

Harga sapi kurban di sejumlah pedagang dan peternak di Gorontalo berkisar dari Rp13 juta hingga Rp30 juta per ekor, tergantung dari jenis dan bobotnya.

Baca Juga

Cerita Calon Haji Termuda Gorontalo, Menabung sejak Usia 12 Tahun Demi Bisa ke Tanah Suci

Kadek menjelaskan, untuk menjaga kesehatan sapi agar tidak mudah terkena penyakit, kebersihan kandang, sapi dan makanan sangatlah penting.

Baca Juga

Tingkatkan Layanan Pasien Penyakit Jantung, Pemprov Gorontalo Gandeng RSJD Harapan Kita

"Untuk saat ini, sudah ada 18 ekor sapi saya yang dipesan, ada yang dari kelompok dan juga instansi perkantoran," ucapnya.

Sementara itu, salah seorang warga, Rahman mengaku selalu mencari sapi untuk dikurbankan pada Hari Raya Iduladha nanti.

"Sudah jadi kewajiban bagi yang mampu untuk berkurban, oleh karena itu saya dan keluarga jika ada mampu pasti membeli sapi kurban," ungkap dia.

Adanya PMK yang menyerang ternak sapi menurutnya tidak terlalu berpengaruh di Gorontalo, karena hingga saat ini belum ada ditemukan kasus positif PMK.

Editor: Cahya Sumirat