Pulau Bunaken Dipenuhi Sampah, 425 Karung Berhasil Dikumpulkan
MANADO, iNews.id – Sebanyak 425 karung sampah berhasil diangkat dari Pantai Liang, Pulau Bunaken. Sampah yang terkumpul umumnya botol plastik diangkut bertahap dengan perahu ke daratan lalu dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Manado.
Kepala Resort Bunaken, Frans Motto mengaku perihatin dengan kondisi sampah yang sudah menjadi seperti tradisi tahunan. Jika cuaca ekstrem di Sulawesi Utara umumnya dan Manado khususnya menjelang akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021, perairan Bunaken banyak mendapatkan kiriman sampah.
“Kami dengan Pemerintah Kecamatan Bunaken Kepulauan terus berusaha dan bekerja keras untuk menangani sampah yang masuk kawasan perairan Bunaken,” katanya, Minggu (31/1/2021).
Dari 425 karung itu terdapat 150 karung besar dengan rata-rata berat 10 kg dan 275 karung kecil dengan rata-rara berat 5 kg.
“Jadi kalau ditotal lebih dari 2.800 kg yang kami angkut ke TPA di Manado,” ujarnya.
Pihaknya mengaku bersyukur karena tim Balai Taman Nasional Bunaken bersama-sama dengan Pemerintah Kota Manado dalam hal ini Kecamatan Bunaken dibantu dengan masyarakat, kawan-kawan pemerhati lingkungan dari dive guide, pedagang cinderamata membantu penanganan sampah ini.
Senada disampaikan Kepala Balai Taman Nasional Bunaken, Genman Hasibuan. Menurutnya Bunaken itu unik, pulau yang menyerupai huruf U menjadi maskot pariwisata selam Sulawesi Utara dan bahkan dunia.
“Selama masa pandemi dalam upaya tetap melestarikan terumbu karang pembersihan sampah di perairan dan daratan tetap kami lakukan,” katanya.
Tentunya, kata dia, koordinasi dan kerja sama lintas sektor khususnya masyarakat dan Pemerintah Daerah terus dilakukan dalam upaya penanganan sampah yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bunaken.
Secara ekologi, sampah plastik yang menutupi terumbu karang dapat mati karena tidak mendapatkan sinar matahari. Sangat disayangkan bila pertumbuhan karang yang lambat antara 1 - 10 mm per tahun sebagai penyedia jasa lingkungan terhambat karena sampah.
“Tahun 2020 lalu kami mengajak instruktur berpengalaman dari Bank Sampah CELSS Minahasa Utara melakukan pelatihan kepada masyarakat penyangga kawasan Taman Nasional untuk mengolah sampah yang umumnya plastik menjadi sesuatu yang bernilai,” katanya.
Dengan begitu sampah yang telah dibersihkan dan digunakan kembali (reuse) menjadi beraneka macam produk.
“Kami berharap dengan penanganan yang baik dari hulu sampai ke hilir dapat meminimalisir masuknya sampah dalam kawasan. kami akan tetap terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk mengatasi masalah ini,” ucap Genman.
Editor: Cahya Sumirat