Tempat bersejarah di Kendari menarik untuk diketahui, banyak pengetahuan yang bisa didapat dari tempat tersebut. (Foto: kemdikbud.go.id).

5. Pesanggrahan Belanda

Bangunan ini merupakan salah satu dari sejumlah banguan peninggalan masa penjajahan Belanda. Saat ini masih berdiri di Kota Lama Kendari.

Terdapat beberapa peninggalan bangunan salah satunya merupakan Baparda dahulunya gedung yang sering digunakan sebagai tempat melangsungkan pesta pernikahan masyarakat di masa lalu.

Berlokasi di Jalan Lakidende No 98, Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Sultra. Tak jauh dari bangunan ini terdapat bangunan rumah Pesanggrahan Belanda hingga kini kondisinya semakin rusak tidak terawat. 

Sebelum rusak parah, bangunan itu menjadi rumah bagi pemegang jabatan Gurbernur Sulawesi Tenggara pertama 1965 silam.

6. Bunker Perumahan Koren

 Berjarak 30 meter dari bangunan Baparda yang sekaligus merupakan rumah jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara pertama, terdapat juga rumah jabatan komandan tentara Belanda.

Bangunan ini telah dialihfungsikan menjadi rumah dinas Korem 143 Haluoleo dan telah direnovasi pada 2005. Nuansa Belanda masih tetap dipertahankan meskipun bangunan tersebut telah direnovasi.

Sejumlah bagian yang masih dipertahankan, yakni jendela dan pintu yang tinggi serta dapur yang terdapat cerobong asap. Dalam kawasan rumah juga terdapat gua yang menjadi tempat persembunyian bagi tentara Belanda, namun kini sudah ditutup.

Pada kawasan bangunan tersebut juga terdapat Bunker Perumahan Korem, dinamakan demikian karena bunker tersebut terletak di halaman bekas Rumah Jabatan Danrem 143 Haluoleo saat itu.

Tinggi bunker yang mencapai 152 sentimeter, lebar 185sentimeter. Sayang saat ini sebagian dari bangunan tersebut tidak terlihat lagi karena sudah tertimbun tanah.

7. Rumah Controleur, Kantor Klasis, Sampai Chineese School

Hanya berjarak 60 meter dari rumah jabatan komandan tentara Belanda yang saat ini menjadi rumah dinas Korem 143 Haluoleo terdapat pula rumah yang dahulu merupakan rumah controleur Belanda. Kini sudah dialihfungsikan menjadi rumah dinas Wakil Ketua DPRD Sultra.

Letaknya berada di lereng bukit kawasan kota lama Kendari dan banguannya yang menghadap ke arah Teluk Kendari. Dalam bangunan tersebut terdapat meriam.

Tak jauh dari jabatan komando tentara Belanda terdapat juga kantor klasis/internat atau rumah pendeta.

Masih berada di kawasan yang sama juga terdapat bangunan lain yang lokasinya tidak jauh dari pelabuhan kapal malam.

Bangunan tersebut dulunya merupakan Chineese School atau sekolah china yang dibangun ketika masa pemerintahan Belanda. Terletak pada sudut pertigaan Jalan RE Martadina, Kelurahan Kandai, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Bangunan tersebut dibangun tanpa menggunakan rangka besi tetapi menggunakan balok kayu besar. Sebelumnya tempat ini sempat dialihfungsikan menjadi gedung akademik teknik Kendari (ATK). Tetapi saat ini tidak lagi difungsikan.

8. Titik Nol Kendari

Tempat bersejarah di Kendari ini terletak di kawasan kelurahan Kandai, Kota Lama Kendari. Titik nol dibangun pada masa kependudukan Belanda.

Alasan dipilih lokasi tersebut karena dahulu pusat kota berada pada kawasan ini yang ditandai dengan adanya bangunan peninggalan Belanda yang saat ini masih berdiri.

Titik Nol menjadi penanda jarak pusat kota dengan daerah disekitarnya. Saat ini lokasi tersebut telah dipenuhi oleh beton tempat berdirinya Jembatan Teluk Kendari.

Rencananya pada 2022 pemerintah kota setempat akan membangun monumen Kalosara di Taman Kota Kendari yang sekaligus menjadi penanda titik nol Kendari.

Itulah sembilan tempat bersejarah di Kota Kendari yang sebagi besar merupakan peninggalan dari zaman masa penjajahan Belanda dan Jepang.

9. Baterai Mata

Menjadi tempat bersejerah di Kendari peninggalan Jepang yang terkenal. Pengunjung dapat melihat senjata baja dengan jenis mortir semi otomatis yang dikatakan pernah menembak jatuh sebuah pesawat Amerika Serikat.

Tersimpan pucuk senapan besar berwarna hitam dalam sebuah bunker kecil di Keluruhan Mata, Kecamatan Kendari, yang berjarak tiga kilometer dari Provinsi Kendari.

Senjata baja berjenis mortir semi otomatis merupakan bagian baterai artileri yang terdiri dari senjata api, mortir, roket dan misil.

Memiliki ukuran panjang 3,5 meter serta lebar moncong mortir delapan sentimeter yang diarahkan tepat pada titik di Teluk Kendari.

Situs ini dibangun pada masa penjajahan Jepang pada 1943, namun baru beroperasi pada 1944. Pembangunan situs ini dibangun oleh masyarakat Indonesia. 

Para pekerja didatangkan langsung dari Pulau Jawa. Sedangkan untuk mandor merupakan warga dari Mata sendiri. Baterai ini dibangun oleh tentara Jepang untuk menghalau musuh yang akan memasuki Teluk Kendari. 

Bahkan tempat ini terdaftar sebagai cagar budaya yang dilindungi Undang-Undang (UU) No 11 tahun 2010 dan Peraturan Daerah (Perda) Kota Kendari No 21 Tahun 2013 tentang Cagar Budaya.


Editor : Kurnia Illahi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network