Diskusi pada Rapat Koordinasi Peningkatan Aparatur Pemerintahan Kecamatan Perbatasan Tahun 2020 Regional II yang digelar BNPP di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (8/10/2020). (Foto: BPIP).

MANADO, iNews.id - Ancaman radikalisme terhadap Indonesia bukan sekadar isapan jempol. Pemikiran dan gerakannya berjalan terselubung, antara lain melalui dunia pendidikan. Untuk melawan hal itu, penguatan Pancasila perlu dilakukan.

Pesan ini disampaikan Direktur Pengendalian Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mukhamad Fahrurozi dalam diskusi pada Rapat Koordinasi Peningkatan Aparatur Pemerintahan Kecamatan Perbatasan Tahun 2020 Regional II yang digelar oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (8/10/2020).

"Radikalisme, hal itu sudah menjalar ke dunia pendidikan. Bahkan menurut survei, pendidikan kita itu sudah disusupi oleh paham-paham radikalisme," kata Fahrurozi.

Dia menuturkan, radikalisme tumbuh dan berkembang secara masif karena pengaruh digitalisasi. Sasarannya tak pandang bulu karena siapa pun memiliki akses informasi melalui gawai. Namun, generasi muda kerap menjadi incaran yang mudah terpengaruh.

Pada gilirannya, kata dia, hal ini membuat sikap mereka beragama dan bersosial menjadi lebih eksklusif. Pergaulan akan lebih cenderung berada dalam kelompok mereka sendiri serta mudah menghakimi orang lain dalam persoalan agama.

"Kalau dalam istilah agama mereka suka menyebut bid'ah namanya," ujarnya.

Fahrurozi pun mendorong para camat di wilayah perbatasan untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila kepada masyarakatnya karena kawasan di perbatasan sangat rentan tersusupi ideologi dan budaya asing yang datang dari luar. Hal inilah yang menurut Fahrurozi berpotensi menggerogoti nilai-nilai Pancasila di masyarakat.

Program penguatan karakter masyarakat perbatasan yang diinisiasi BNPP dalam rapat koordinasi kali ini merupakan bagian solusi mengatasi persoalan tersebut. Pasalnya, mengarusutamakan Pancasila bukan hal mudah. Perlu kerja sama dan koordinasi yang terstruktur agar masyarakat di perbatasan dapat sepenuhnya menyadari nilai-nilai Pancasila.

Fahrurozi mengapresiasi upaya yang dilakukan BNPP dengan menggandeng Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan instansi lain untuk menangani beragam persoalan yang mendera wilayah perbatasan.

"Ini merupakan kehormatan bagi BPIP untuk bisa menyosialisasikan secara konkret. Harapannya kerja sama yang dilakukan BPIP dengan BNPP ini bisa diimplementasikan," kata Fahrurozi.

Dia berpandangan, sosialisasi Pancasila yang dilakukan BPIP banyak melibatkan pihak, utamanya para pemangku kebijakan, dengan cara mengintegrasikan program yang dimiliki. Di instansi perguruan tinggi, misalnya, kebijakan kampus yang mendorong penguatan ideologi akan dikombinasikan dengan materi tentang Pancasila yang dirumuskan oleh BPIP.

Dengan cara seperti itu, upaya mengarusutamakan nilai-nilai Pancasila akan lebih terstruktur. Siar Pancasila membutuhkan dukungan dan upaya semua pihak agar mudah terealisasikan.

"Sejatinya tugas pengarusutamaan Pancasila bukan semata mata di emban BPIP, namun perlu sinergi semua pihak termasuk antar sesama masyarakat" kata Fahrurozi.


Editor : Zen Teguh

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network