Ilustrasi. Subsektor pertanian yang dipantau salah satunya tanaman pangan terjadi penurunan.(Foto: MPI/Cahya Sumirat)
Antara

MANADO, iNews.id - Daya beli petani di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada bulan Juni 2022 masih tinggi kendati nilai tukar petani (NTP) mengalami penurunan tipis. Meski demikian masih berada di atas 100.

"NTP di provinsi ini pada bulan Juli 2022 turun 0,23 persen atau menjadi 110,08 daripada NTP pada bulan Juni sebesar 110,34," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Asim Saputra di Manado, Selasa (2/8/2022).

Menurut dia, perubahan NTP berasal dari dua sisi karena indeks harga yang diterima petani (It) terjadi penurunan dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) alami penaikan.

"It turun hingga mencapai 0,22 persen, sementara Ib naik 0,02 persen," katanya.

Secara tahun kalender 2022, NTP turun sebesar 0,39 persen. Namun, menurut YoY (tahun ke tahun), masih naik 1,32 persen.

Nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP), kata dia, juga mengalami penurunan sebesar 0,24 persen dari nilai 111,27 pada bulan Juni menjadi 111,00 pada bulan Juli.

Perkembangan NTP Sulut sejak November 2020 sudah menunjukkan nilai di atas 100. Keadaan ini menunjukkan tingkat daya beli petani secara umum sudah lebih baik ketimbang kondisi pada tahun 2018 (tahun dasar).

Dari lima subsektor pertanian yang dipantau, terdapat tiga subsektor alami kenaikan NTP, yakni perikanan, peternakan, dan perkebunan rakyat. Sementara itu, tanaman pangan dan hortikultura terjadi penurunan.

Kenaikan tertinggi dialami oleh perikanan sebesar 2,66 persen, sedangkan penurunan tertinggi dialami oleh hortikultura sebesar 4,32 persen.

Dijelaskan pula bahwa NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase.

NTP, lanjut dia, merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petan, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani, baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.


Editor : Cahya Sumirat

BERITA TERKAIT