MANADO, iNews.id - Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara pada triwulan III tahun 2020 mengalami kontraksi minus 1,83 persen dibandingkan dengan Triwulan III tahun 2019 (year on year). Pada triwulan II tahun 2020 (q to q), ekonomi Sulut tumbuh tinggi yakni 7,10 persen Sedangkan secara kumulatif, Ekonomi Sulut tumbuh minus 0,57 persen.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Norma Olga Frida Regar mengatakan, dari 17 sektor lapangan usaha, sembilan di antaranya mengalami kontraksi atau tumbuh negatif. Sedangkan delapan sektor lainnya tumbuh positif.
Sektor yang mengalami kontraksi terdalam adalah Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar minus 32 persen, jasa lainnya (minus 19,60 persen), transportasi dan pergudangan (minus 16,47 persen), jasa perusahaan (minus 7,83 persen), kontsruksi (minus) 6,30 persen, pertambangan dan penggalian (minus 5,05 persen), perdagangan besar dan eceran (minus 1,68 persen), jasa kesehatan (minus 1,01 persen) dan administrasi pemerintahan 0,10 persen.
“Tiga lapangan usaha yang mengalami kontraksi terdalam yaitu akomodasi, Jasa lainnya dan Transportasi berhubungan erat dengan aktivitas pariwisata yang di masa pandemi Covid-19 sangat terpukul," kata Norma Olga Frida Regar, Kamis (5/11/2020).
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait