Pasar tradisional di Gorontalo (Foto: Antara)

GORONTALO, iNews.id - BPS Provinsi Gorontalo mencatat laju inflasi tahun kalender Juni 2022 sebesar 3,39 persen dan inflasi year on year sebesar 4,35 persen. Dengan demikian inflasi Gorontalo menjadi yang tertinggi di Sulawesi.

Sejumlah strategi yang diambil Pemprov Gorontalo dan Bank Indonesia Perwakilan Gorontalo untuk menekan inflasi diantaranya melakukan operasi pasar murah secara intensif.

Selain itu, pemprov juga memperkuat pelaksanaan Kerja sama Antar Daerah (KAD), khususnya terkait komoditi yang mengalami defisit seperti cabai rawit dan bawang merah.

Penjabat Gubernur Gorontalo Hendra Hamka Noer mengatakan pihaknya optimistis inflasi Gorontalo bisa turun pada periode selanjutnya.

Menurutnya peningkatan harga pada komoditas cabai rawit terjadi karena gagal panen, akibat curah hujan yang masih cukup tinggi di daerah penghasil cabai.

Sedangkan peningkatan harga pada komoditas bawang merah disebabkan karena terbatasnya pasokan dari Bima di NTB dan Sulawesi Selatan.

“Beruntung kita masih bisa mengirim sapi berkat kerja sama dengan Pemprov Kalimantan Utara dan Gorontalo masih bebas kasus penyakit mulut dan kuku hewan kurban, sehingga tidak berimbas pada kenaikan harga sapi menjelang Idul Adha,” kata Hamka.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Rony Widijarto Purubaskoro mengatakan sejak tahun 2020,  Gorontalo merupakan kategori daerah surplus cabai sehingga dapat memasok kebutuhan daerah lain yaitu di Sulawesi Utara dan Maluku Utara melalui mekanisme KAD.

“Tiga komoditi penyumbang inflasi tertinggi di Gorontalo adalah cabe rawit, tomat, dan bawang merah. Untuk cabe, pemprov berinisiatif menggalakkan kembali gerakan menanam cabai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” katanya.


Editor : Cahya Sumirat

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network