MINAHASA UTARA, iNews.id - Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa meninjau latihan bersama (Latma) Garuda Shield ke-15 tahun 2021 di Makalisung, Minahasa Utara, Senin (9/8/2021). Sejak dimulai pada 2007, peserta Latma dari US Army terus bertambah.
"Pertama, Garuda Shield dimulai sejak 2007. Pada saat itu dimulai dengan level peserta dari US Army yang hanya 80 personel," kata Jenderal TNI Andika Perkasa.
Tiap tahun peserta makin bertambah, sehingga enam tahun kemudian, pada 2013 sudah mencapai dua ratusan personel. Lalu naik lagi sampai dengan 500-an dan pada tahun 2019 itu sudah 912 orang yang terlibat.
"2020, tahun lalu Covid, jadi kita hanya lakukan virtual, karena tahun lalu mungkin pengalaman pertama untuk semua negara menghadapi Covid," ujarnya.
Sehingga kata dia, kegiatan dilakukan secara virtual dan tahun ini meningkat menjadi 1.566 yang tiba di Indonesia dari US Army.
"Peserta ali ini terbesar dalam hal personel," tutur Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa.
Selain terbesar dalam hal personel, Latma Garuda Shield ke-15 tahun 2021 ini juga terbesar dalam hal pengerahan kesenjataan. Kalau sebelum-sebelumnya materi latihan tidak melibatkan senjata bantuan yang cukup berat, kali ini ada senjata artileri medan.
"Artileri medan baik yang bersifat roket, dalam hal ini kami menggunakan ASTROS (Artillery Saturation Rocket System) kemudian dari US Army menggunakan HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System). Tetapi itu senjata artileri medan yang berbasis roket dengan jarak capai kira-kira antara 12 Km yang kita lakukan, kemampuan jarak capai lebih dari itu, tapi yang kita lakukan sekitar 12 km," ujar Kasad.
Selain itu, ada juga penggunaan senjata bantuan artileri medan yang bersifat canon atau meriam, dimana dari pihak TNI AD menggunakan KH178/105mm, dari US Army menggunakan M119. Kemudian ada juga penggunaan aviation, angkatan darat khususnya.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait