"Pengadilan telah memberi arahan untuk mempertahankan status quo di situs tersebut," katanya.
Saluran televisi lokal menunjukkan sebuah bangunan yang menempel pada sebuah masjid dihancurkan di daerah tersebut.
Pada 16 April, beberapa orang, termasuk petugas polisi, terluka ketika bentrokan meletus di Jahangirpuri selama prosesi keagamaan Hindu. Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa menuduh umat Islam terlibat dalam pelemparan batu pada prosesi tersebut.
Sedikitnya 20 orang ditangkap menyusul kekerasan tersebut.
Menanggapi panggilan para pemimpin BJP di Korporasi Kota Delhi Utara, pihak berwenang memulai upaya pembongkaran "selektif" di wilayah tersebut. Buldoser menghancurkan serangkaian toko di pinggir jalan di wilayah Jahangirpuri yang mayoritas penduduknya Muslim.
Saat prosen berlangsung di hadapan pasukan besar polisi dan personel paramiliter, Mahkamah Agung India memerintahkan agar pembongkaran dihentikan.
India telah menyaksikan kampanye sistematis terhadap Muslim dalam beberapa bulan terakhir, dengan massa Hindu mengorganisir prosesi di daerah Muslim. Mereka mengacungkan pedang dan mengancam akan membunuh anggota masyarakat.
Namun, Perdana Menteri Narendra Modi tetap diam atas masalah ini. Sebanyak 108 mantan birokrat India minggu ini menulis surat kepada Modi untuk menyatakan keprihatinan atas “eskalasi kekerasan terhadap komunitas minoritas, khususnya Muslim di beberapa negara bagian. Hal itu menimbulkan ancaman bagi bangunan konstitusional karena pemerintah negara bagian tampaknya sepenuhnya terlibat.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait