Benda- benda seperti periuk, perunggu, piring, manik-manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.
Dahulu waruga tidak dimiliki oleh semua orang suku Minahasa namun hanya sebagian orang saja, khususnya yang memiliki kelas sosial tinggi.
Begitu pula dengan mulai menularnya berbagai penyakit yang berasal dari pembusukan mayat di dalam waruga, seperti kolera dan tipus.
Di Desa Sawangan contohnya, pada saat itu kepala desa memerintahkan untuk mengumpulkan waruga untuk diletakkan di pinggir desa agar warga dapat terhindar dari penyakit yang ditularkan.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait