JAKARTA, iNews.id – Bandara Djalaluddin Gorontalo diharapkan bisa menjadi bandara internasional, bandara alternatif selain Bandara Sam Ratulangi Manado di Sulawesi Utara. Termasuk untuk pelayanan embarkasi haji penuh.
"Butuh penambahan landasan pacu pesawat (runway) dari 2.500 meter menjadi 3000 meter dengan lebar 45 meter serta landasan gelinding (taxiway) paralel," kata Penjabat Gubernur Gorontalo, Hamka Hendra Noer saat menemui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa di ruang kerjanya, Senin (27/2/2023).
Pertemuan yang diikuti oleh Penjabat Sekda Syukri Botutihe dan sejumlah pimpinan OPD itu untuk memperjuangkan infrastruktur di daerah mulai dari pengembangan Bandara Djalaluddin, terminal tipe B Limboto hingga usulan Rumah Potong Hewan (RPH).
Penjagub mengusulkan agar pengembangan bandara Djalaluddin bisa dialokasikan melalui APBN atau melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pembiayaan yang sama seperti pembangunan Bandara Pohuwato.
“Berikutnya menyangkut pembangunan terminal angkutan darat tipe B Limboto pasca penyerahan aset (P3D) dari Pemda Kabupaten Gorontalo ke provinsi.. Perlu segera dibenahi infrastrukturnya agar terminal tersebut memenuhi standar minimal dalam pelayanan, kami usulkan melalui pendanaan DAK khusus atau Bantek” jelas Hamka.
Editor : Cahya Sumirat