Market share atau konsumsi dari elpiji nonsubsidi kalau ditotal baik 5,5 kg maupun 12 kg itu hanya sekitar 10 persen di Sulawesi, secara nasional konsumsinya juga hanya 6,7 persen. Sangat sedikit sehingga harapannya hal ini tidak memicu kenaikan harga mau pun stabilitas harga yang lain karena harga elpiji 3 kg masih tetap seperti itu.
"Kemudian kami harapkan konsumen untuk lebih adaptif terhadap penyesuaian harga baik BBM maupun elpiji itu karena kita sifatnya fluktuatif menyesuaikan dengan harga BBM dan gas di dunia, karena perolehannya adalah setiap negara yang memproduksi itu pasti dilempar dulu ke pasar global sehingga mereka akan membeli dengan harga global agar terjadi kestabilan harga antara 1 negara dengan negara yang lain itu sudah aturan globalnya seperti itu," tutur Taufik.
Untuk kenaikan sendiri, di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah, harga refil elpiji 5,5 kg untuk eks agen ada di Rp91.000 dan Rp189.000 untuk 12 kg.
"Sedangkan untuk di Bitung, Gorontalo dan juga Sulawesi Tenggara harganya bervariatif untuk 5,5 kg mulai dari Rp94.000 sampai Rp97.000 kemudian di 12 kg mulai dari Rp194.000 sampai dengan Rp197.000 penyesuaian ini tentunya disesuaikan dengan cost transportasi dari distribusi barang tersebut," katanya.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait