Acara pertemuan tahunan Bank Indonesia tahun 2021, Rabu (24/11/2021).(Foto: MPI/Subhan Sabu)

MANADO, iNews.id - Tahun 2021 merupakan tahun bangkitnya perekonomian Sulawesi Utara (Sulut). Setelah mengalami pertumbuhan negatif selama tiga triwulan berturut-turut pada tahun 2020, perekonomian Sulut tumbuh 1,87 persen (yoy) pada triwulan I dan 8,49 persen  (yoy) pada triwulan II 2021. 

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan penurunan kurva kasus Covid-19 Sulut antara Februari hingga Juni telah meningkatkan kembali aktivitas masyarakat sehingga mendorong kenaikan permintaan domestik.

"Kondisi ini ditunjukkan oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh kuat pada semester I 2021. Selain itu, realisasi belanja modal pemerintah dan investasi swasta yang tumbuh signifikan menjadi pendorong utama perekonomian Sulut pada semester I 2021," kata Arbonas dalam acara pertemuan tahunan BI 2021, Rabu (24/11/2021).

Dari sisi eksternal, membaiknya perekonomian negara mitra dagang utama dan tren kenaikan harga komoditas meningkatkan ekspor luar negeri, khususnya ekspor minyak nabati yang merupakan komoditas utama ekspor luar negeri Sulut. 

Dari sisi lapangan usaha, pemulihan terjadi pada lapangan usaha Transportasi dan Perdagangan yang terkait erat dengan peningkatan mobilitas masyarakat. Sedangkan membaiknya realisasi belanja modal APBD dan APBN menjadi pendorong kinerja sektor konstruksi, sebagaimana terindikasi dari kenaikan pengadaan semen di Sulut.

"Adapun pulihnya permintaan eksternal mendorong perbaikan kinerja lapangan usaha industri pengolahan di sisi hilir maupun lapangan usaha pertanian termasuk perkebunan di sisi hulu," ujar Arbonas.

Namun demikian, varian delta Covid-19 yang menyebar dengan cepat menyebabkan proses pemulihan perekonomian kembali terhambat. Negara maju maupun negara berkembang kembali memberlakukan pembatasan. 

PPKM kembali diberlakukan di Indonesia sepanjang Juli-Agustus 2021, sehingga kinerja perekonomian nasional dan daerah kembali tertahan. Alhasil pada triwulan III, perekonomian Sulut hanya tumbuh sebesar 3,15 persen (yoy) bersamaan dengan melambatnya konsumsi masyarakat. Realisasi anggaran pemerintah pun tidak bisa secepat pada semester I. 

"Demikian pula permintaan negara-negara mitra dagang tercatat menurun sehingga menyebabkan pertumbuhan ekspor Sulut kembali melambat pada triwulan III. Meski demikian, kami menilai perekonomian Sulut masih berada dalam arah lintasan (trajektori) perbaikan sebagaimana ditunjukkan oleh pertumbuhan kumulatif triwulan III 2021 sebesar 4,45 persen (ctc)," tutur Arbonas.

Memasuki triwulan IV 2021, ekonomi diprakirakan menguat seiring dengan penurunan kasus aktif Covid-19 dan percepatan vaksinasi di Sulawesi Utara. Kinerja industri dan pertanian diperkirakan tetap positif sejalan dengan tren positif ekspor luar negeri komoditas andalan Sulut. 

Percepatan realisasi belanja modal maupun operasional baik yang bersumber dari APBD maupun APBN juga diperkirakan akan meningkat sesuai dengan pola musimannya dan menjadi salah satu sumber pertumbuhan perekonomian Sulut. Berlanjutnya pemulihan ekonomi Sulut akan ditunjang stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga dan tumbuh positif. 

Sampai dengan September 2021 kredit berlokasi proyek di Sulut tercatat tumbuh 9,86 persen (yoy) dengan kualitas penyaluran kredit yang terjaga pada rasio NPL sebesar 2,93 persen. Kabar baiknya, kredit modal kerja tercatat tumbuh paling tinggi yang mengindikasikan tanda-tanda pulihnya dunia usaha.

"Bercermin dari dinamika tahun 2021, terbatasnya aktivitas dan mobilitas masyarakat berpengaruh signifikan pada proses pemulihan ekonomi, sedangkan proses vaksinasi berperan penting dalam mengawal peningkatan aktivitas di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung," kata Arbobas.


Editor : Cahya Sumirat

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network