Kue Popaco penganan khas Manado sudah ada sejak tahun1960-an.(Foto: MPI/Subhan Sabu)

MANADO, iNews.id - Kue Popaco merupakan salah satu penganan khas Manado yang hanya tersedia di bulan suci Ramadan saja. Selain itu, kue ini hanya tersedia di kios-kios penjual penganan buka puasa yang hanya ada di Kampung Arab Manado.

Kue ini sudah ada sejak  tahun 1960-an, dan selalu laris terjual serta banyak pembeli yang datang dari luar hanya untuk mencari kue popaco ini

"Resep kue ini turun temurun dari nenek saya, yang diajarkan kepada ibu saya kemudian diajarkan ke saya. Kue ini memang asli dari Kampung Arab dan cuma ada di bulan puasa, memang lebih cocok dimakan saat berpuka puasa," tutur Rizka Hasan, Senin (18/4/2022).

Bahan-bahan untuk membuat popaco juga cukup sederhana, hanya tepung beras, santan dan gula merah. Awalnya santan kelapa dimasak sekira sepuluh menit sambil diaduk agar tekstur santan tetap terjaga.

Kemudian gula merah dipanaskan sampai mencair dan dicampur dengan tepung beras. Setelah itu santan kelapa disaring kemudian dicampurkan dengan gula merah dan tepung beras.

Selanjutnya daun pisang dibentuk model kerucut, dibentuknya harus hati-hati jangan sampai ada lubang di bawahnya. Setelah itu daun pisang tersebut ditaruh dalam panci yang sudah memiliki tatakan khusus.

Kemudian adonan popaco tadi dituangkan dalam wadah kemudian dikukus selama 30 menit. Selama dikukus, panci harus dalam kondisi tertutup rapat

Setelah masak tuangkan santan kelapa di atas kue popaco sebagai toping kemudian dikukus kembali selama 15 menit. Setelah tekstur sudah mengeras, kue popaco sudah matang dan siap dihidangkan.

Tekstur yang dihasilkan sangat lembut dan memiliki rasa manis. Lebih nikmat dengan adanya sensasi gurih dengan campuran saus santan kental dan gula merahnya.

Sekilas adonan kue popaco mirip dengan kue lampu-lampu, bedanya kue lampu-lampu gula merahnya tidak memakai campuran sedangkan kue popaco gula merahnya dicampur dengan tepung beras, proses pembuatannya juga beda.

Kue Popaco dijual seharga Rp3.000 per buah. Dalam sehari Rizka hanya membuat sekilo adonan yang menghasilan sekitar 60 kue popaco. Dia pun hanya menjualnya sendiri di kiosnya dan selalu habis terjual.

Meski dalam suasan pandemi Covid-19, Rizka mengaku penjualan kue popaco ini tidak terlalu berpengaruh dibandingkan tahun-tahun kemarin.

"Tahun lalu tetap dicari pembeli," katanya.

Sebagai salah satu makanan khas tradisional, kue popaco hingga saat ini masih menjadi favorit sebagai sajian berbuka puasa. 

Kue tradisional ini masih menjadi primadona dan dijaga kelestariannya di kampung Arab yang terletak di Kelurahan Istiqlal, Kecamatan Wenang, Manado, yang mayoritas warganya merupakan keturunan Arab.


Editor : Cahya Sumirat

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network