Gerobak yang digunakan untuk jualan gorengan. (Foto: MPI/Subhan Sabu)

Sebagai bahan pelengkap untuk menikmati gorengan, pria rambut lurus ini juga menyediakan dabu-dabu roa, yang diraciknya sendiri. Jenis sambal tersebut dikatakannya sampai saat ini dijaga kualitasnya. 

“Untuk dabu-dabu roa saya meraciknya sendiri. Tak kurang, setiap hari saya harus sediakan dua kilogram cabai rawit dan ikan roa serta bahan lainnya,” katanya.

Dabu-dabu roa merupakan ciri khas di Manado,  yang wajib disediakan untuk menikmati gorengan. Kalau tidak ada dabu-dabu roa, gorengan tidak akan laku dijual  

Gorengan yang dijualnya antara lain tahu, tempe, ubi goreng, pisang goroho, pisang kipas, bakwan sayur dan bakwan jagung dengan harga Rp2.000 per picis. Untuk jam bukanya mulai pukul 07.00-21.00 Wita.

Awal membuka usaha gorengan yang dinamakan Raja Gorengan Dabu-dabu Roa Maknyus pada Februari 2019 sampai sekitar delapan bulan masih sepi peminat. 

"Mental saya dalam usaha saat itu memang diuji. saat penjualan sepi, rasa bimbang untuk meneruskan usaha atau beralih terus membayangi. Namun saya tetap memiliki keyakinan untuk terus berusaha," ucapnya.


Editor : Cahya Sumirat

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network