Secara perlahan-lahan penjualannya terus meningkat, dalam sebulan dia sanggup mendapatkan omzet bersih sampai dengan Rp10 juta, setelah dipotong untuk membayar gaji tiga karyawannya dan bahan untuk membuat gorengan.
Hingga pada pertengahan 2021 dari hasil menjual gorengan dia bisa membeli mobil jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) secara tunai untuk menunjang kegiatannya.
"Setelah saya pertimbangkan akhirnya saya putuskan untuk membeli mobil. Saya belinya tunai," ujar Marlon sambil tersenyum.
Mobil tersebut digunakannya untuk belanja bahan-bahan gorengan, sebab jika menggunakan sepeda motor tidak akan mampu membawa belanjaan.
"Dulu kalau ke pasar masih menggunakan sepeda motor, tapi setelah beberapa waktu, bahan yang dibeli terus bertambah, makanya dengan adanya mobil, sangat membantu," katanya.
Sedang untuk ke pasar Bersehati dilakukannya setiap dua sampai tiga hari sekali, setiap pukul 03.00 Wita.
“Kalau ke pasar saya pagi-pagi sekali. Dengan menelepon terlebih dahulu apa saja yang akan dibeli, karena sudah menjadi langganan. Jadi, ketika sampai tinggal membayar dan mengambil barangnya,” ungkapnya.
Bahkan tidak itu saja, dia kemudian berhasil mengembangkan usahanya dengan menyewa tenant kembali di lokasi yang sama dengan menjual berbagai macam jus buah.
”Selain dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membeli kendaraan, hasilnya saya bisa mengembangkan usaha dengan menyewa tenant kembali di Alfamart Malalayang di Jalan Trans Sulawesi. Tenant tersebut menjual berbagai macam jus buah,” tuturnya.
Saat pandemi Covid-19 melanda, usahanya sempat terdampak cukup parah. Di awal-awal pandemi omzetnya sempat menurun sampai dengan 50 persen per bulan.
"Awal pandemi parah banget, ya kalau dibandingkan sekarang mendinganlah, ada perbedaan dibandingkan dengan awal pandemi. Kalau mau dibilang normal ngga juga biasa aja gitu, kadang naik kadang turun ngga menentu, ya namanya juga usaha ada hujan ada angin," ucapnya.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait