Dari seluruh personel KKO AL yang tercatat pada 1950, sebanyak 90 persen merupakan mantan Corps Mariniers Pangkalan IV Tegal. Karena itulah eksistensi Corps Mariniers yang dibentuk 15 November 1945 disebut sebagai cikal bakal Korps Marinir TNI AL.
Baret Ungu
KKO AL kembali menggunakan nama Korps Marinir sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Skep/1831/XI/1975 tanggal 15 November 1975. Korps Marinir dikenal sebagai pasukan tangguh dengan baret berwarna ungu.
Ternyata ada latar belakang dipilihnya warna ungu. Pada 1958, warna ungu dipakai Korps Marinir (ketika masih bernama KKO AL) berupa pita sebagai kode pengamanan untuk mengadakan operasi pendaratan di Padang, Sumatera Barat dalam rangka Operasi 17 Agustus.
Pada 1961, Baret warna ungu untuk pertama kalinya dipergunakan Batalyon-1 KKO AL dalam Operasi Alugoro di Aceh.
Selanjutnya baret tersebut dilengkapi dengan emblem. Pada awalnya emblem Korps Marinir berbentuk segi lima warna merah dengan lambang topi baja Romawi dan dua pedang bersilang di tengahnya.
Pemasangan emblem di baret terletak di samping kiri depan. 1962, Bertepatan dengan HUT yang ke-17 KKO-AL, diadakan perubahan lambang emblem baret Keris Samudera dikelilingi oleh pita dengan tulisan “Jalesu Bhumyamca Jayamahe” dan terdapat tulisan 'Korps Komando' di bawahnya.
Di antara tulisan Korps dengan Komando terdapat angka 1945 yang menandakan tahun lahirnya Korps Marinir. Seluruh lambang dan tulisan emblem tersebut terbuat dari kuningan yang beralaskan warna merah segi lima. Pada 1968 ada sedikit perubahan, yaitu dengan memberi garis pinggir kuning dari segi lima merahnya.
Korps Marinir merupakan salah satu Komando Utama Operasi (Kotama Ops) TNI di bawah kendali langsung Panglima TNI yang juga merangkap dan berfungsi sebagai Komando Utama Pembinaan (Kotama Bin) pada Markas Besar TNI AL.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait