Sebagai seorang insinyur (software engineer), Ferry merasa belum terlalu percaya diri memulai sebuah usaha rintisan (startup). Akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S2 Bisnis di Harvard University.
Setelah kuliahnya berjalan satu semester di Harvard University, Ferry tertarik untuk mengembangkan perusahaan startup. Hal ini bermula dari mencari solusi untuk memecahkan permasalahannya sendiri saat ingin pulang ke Indonesia, di mana Ferry merasa kesulitan untuk memesan tiket pesawat. Di sini Ferry justru melihat ketidaknyamanan tersebut menjadi peluang bisnis.
Dari situ, Ferry meninggalkan studi S2-nya yang baru jalan satu semester itu dan memilih untuk mengembangkan sebuah mesin pencari tiket pesawat yang dapat diakses oleh semua orang.
Bersama dua sahabatnya, Derianto Kusuma dan Albert Zhang, Ferry akhirnya mendirikan Traveloka pada tahun 2012. Pada awal pendiriannya, Traveloka hanya menawarkan layanan pencari dan pembanding harga tiket pesawat. Meski begitu, situs tersebut tetap berguna bagi pengguna yang ingin membandingkan harga tiket ketika hendak bepergian.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait