Petugas Karantina Pertanian Manado saat monitoring Influenza A pada babi yang dilalulintaskan di Sulut. (Foto: Istimewa)

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian (Barantan) Wisnu Wasisa menambahkan, telah menerapkan sistem pencegahan masuknya ASF dari wilayah wabah melalui instruksi Kepala Barantan tentang Mitigasi Risiko Virus African Swine Fever (ASF), Classical Swine Fever (CSF) dan Swine Flu (Influenza A). 

"Dengan instruksi ini serta sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengawal seluruh komoditas pertanian yang dilalulintaskan, maka setiap unit pelaksana teknis (UPT) di lingkup Barantan wajib melakukan monitoring Influenza A pada babi yang dilalulintaskan di seluruh Indonesia," kata Wisnu.

Menurutnya, upaya pencegahan dilakukan bersama dengan didukung seluruh instansi tersebut patut diperkuat. Hal ini demi menjaga mobilitas bisnis komoditas daging babi khususnya wilayah Sulut yang kini menjadi harapan baru.

“Ini benar-benar harus menjadi kesadaran bersama, mengingat risikonya tidak hanya melalui lalulintas babi hidup, tapi juga dari sisa makanan olahan yang berasal dari daerah tertular. Ini harus menjadi kesadaan bersama-sama,” kata Wisnu.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Peternak Babi Sulut Gilbert Wantalangi menyampaikan, upaya pencegahan masuknya demam babi Afrika tersebut tidak dapat dilakukan secara mandiri. 

"Diperlukan sinergi para pelaku usaha, peternak maupun pemerintah dalam upaya pencegahan masuknya ASF terutama di pintu-pintu pemasukan seperti pelabuhan dan bandara," kata Gilbert.


Editor : Donald Karouw

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network