Jadi seorang penari Kabasaran yang benar mereka tak akan meminum alkohol ketika akan bermain apalagi memainkan pedang dengan menggesek-gesekannya di jalanan yang membuat para penontonnya ketakutan.
“Itu berarti mereka itu sudah mabuk. Kami dilarang mengosok-gosok pedang atau tombak di jalanan,” terangnya.
Dalam beberapa catatan, visi dan misi seorang Waraney begitu mulia. “Esa Kita Peleng…! Esa Woan Pawetengan Kumihit Un Posan. Taan Kita Peleng Esa…! Maesa Wian Untep…! Maasa Masaru Se Kaseke Wana Ng’Kesot…!” (Satu Kita Semua…! Satu Lalu Dipisahkan Tempat Karena Kebaktian Agama/Ajaran. Tapi Kita Semua Satu…! Satu Dibagian Dalam…! Bersatu Menghadap Musuh Dari Luar…!)
Menuju itu semua tidaklah mudah. Proses ritual dari jalan hidup seorang Waraney cukup panjang. Sejarah panjang Waraney yang merupakan prajurit perang pemberani dari bangsa Malesung (Orang Minahasa) yang tidak pernah mundur dalam setiap peperangan yang terjadi di zaman kolonial maupun sebelum zaman kolonial sudah teruji.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait