Jumat petang itu, sang kepala negara turun menemui Yulita dan Paulina yang sedang berdiri menjajakan noken jualannya, tepat di bawah papan nama Panti Asuhan Putri Kerahiman (Yapukepa) Hawai tertancap berdiri.
Ikut bersama Yulita dan Paulina di lokasi itu, Flory Koban, biarawati, dan belasan anak panti asuhan. Mereka disapa dan diberi senyum khas oleh presiden yang datang menghampiri mereka di sisi kiri jalan itu.
“Tas apa ini?” tanya presiden saat menghampiri Paulina Adii sambil tersenyum.
“Ini tas noken bapak, terbuat dari kulit kayu,” ujar Paulina.
Setelah melihat-lihat dan memilih, presiden kemudian memutuskan untuk membeli empat noken. Ada yang dari rajutan kulit kayu, dua dari sulaman benang. Diambilnya uang dua juta dan diserahkan kepada Kaka Yulita dan Paulina masing-masing sejuta, dan melanjutkan perjalanan ke Hotel Suni.
Mata Yulita Tebai dan Paulina Adii berkaca-kaca menahan haru. Kedua perempuan asal Suku Mee ini tak menyangka, seorang presiden bisa menepi di pinggir jalan, turun menemui mereka dan membeli noken jualannya.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait