JAKARTA, iNews.id - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi berharap ceramah tidak diwarnai ujaran kebencian dan penghinaan. Dalam kondisi seperti saat ini, semua pihak mestinya bisa saling merajut kebersamaan dan kerukunan.
Hal ini wamenag sampaikan mengomentari soal beredarnya di media sosial terkait ceramah agama yang dinilai bermuatan penghinaan. Menurutnya, hal itu terjadi tak terlepas dari tingkat kompetensi penceramah, baik yang terkait teknik komunikasi maupun pengetahuan substansi.
"Jelas perlu penguatan kompetensi. Ini bisa menjadi tugas bersama Kementerian Agama dengan ormas keagamaan di semua agama," kata Zainut, Minggu (22/8/2021).
Kemenag dalam dua tahun terakhir sudah menggulirkan program penguatan kompetensi bagi penceramah. Hal ini tentu perlu dioptimalkan untuk semua Ditjen Bimbingan Masyarakat, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha, termasuk Pusat Pembinaan dan Pendidikan Khonghucu.
Menurut Wamenag, ceramah yang dinilai bermuatan ujaran kebencian dan penghinaan tidak hanya terjadi di satu agama. Ada kalanya itu terjadi saat penceramah mengomentari agama lainnya. Padahal, bisa jadi pengetahuannya tentang hal itu terbatas.
"Ceramah sebaiknya diarahkan untuk memperdalam keyakinan umat, tanpa harus menyinggung keyakinan yang lain. Ini juga bisa menjadi bagian muatan pembinaan oleh ormas keagamaan," ujarnya.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait