30 Negara Dilanda Krisis Pangan, IMF Siap Perluas Dana Darurat
                
            
                WASHINGTON, iNews.id - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), Kristalina Georgieva, mengatakan diperkirakan sekitar 20-30 negara terdampak krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina. Krisis pangan tersebut disebabkan oleh lonjakan harga dan kekurangan bahan pangan.
IMF menyatakan siap memperluas dana darurat untuk negara-negara yang dilanda krisis pangan.
                                    Menurut dia, anggota dewan eksekutif IMF menyambut positif usulan pendanaan untuk "food shock window" dalam pertemuan informal pada Senin (12/9/2022). Dia berharap dewan eksekutif akan menyetujui usulan tersebut untuk memungkinkan pencairan dana darurat dengan cepat.
Dengan persetujuan itu, IMF dimungkinkan memberikan tambahan pembiayaan darurat tanpa syarat kepada negara-negara yang dilanda krisis pangan, baik akibat perang Rusia-Ukraina maupun dampak pandemi Covid-19.
                                    "Ada perasaan bahwa hal itu adalah kebutuhan dan kami memiliki urgensi untuk bertindak. Yang kami usulkan adalah meningkatkan akses pembiayaan darurat selama satu tahun ke negara-negara yang paling rentan," kata Georgieva, dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Center for Global Development, seperti dikutip Antara, Rabu (14/9/2022).
                                    Dia mengungkapkan, perubahan itu akan menguntungkan negara-negara pengimpor makanan berpenghasilan rendah yang telah melihat biaya mereka meroket, atau negara lain seperti Ukraina yang ekspornya terhambat oleh perang.
Georgieva menjelaskan, program itu akan tersedia bagi negara-negara yang belum memiliki program IMF yang lebih besar, dan memperkirakan bahwa sekitar 50 negara akan memenuhi syarat, di mana 20 hingga 30 negara diperkirakan memiliki kebutuhan terbesar.
                                    Juru bicara IMF, Gerry Rice, mengatakan dana telah meminjamkan lebih dari 268 miliar dolar AS ke 93 negara sejak awal pandemi dan sedang mempertimbangkan semua opsi untuk meningkatkan kemampuan IMF, termasuk untuk membantu negara-negara yang terkena dampak krisis pangan.
"Kami akan diskusi lebih lanjut direncanakan dengan dewan eksekutif untuk memastikan persetujuan formal dari perubahan, kata Gerry Rice.
Dia memaparkan, IMF telah memberikan 27 miliar dolar AS pinjaman kepada 57 negara berpenghasilan rendah, dan terus mendorong negara-negara anggota IMF untuk datang lebih awal guna mendapatkan dukungan keuangan yang diperlukan.
Adapun usulan yang dibahas pada Senin (12/9/2022) untuk sementara akan meningkatkan batas akses yang ada dan memungkinkan semua negara anggota untuk meminjam hingga 50 persen tambahan dari kuota IMF mereka di bawah Instrumen Pembiayaan Cepat IMF.
Negara-negara berpenghasilan rendah dapat memanfaatkan Fasilitas Kredit Cepat melalui skema tersebut. Georgieva berharap usulan pembiayaan darurat itu dapat disetujui pada waktunya dalam pertemuan tahunan IMF pada Oktober 2022.
Editor: Cahya Sumirat