8 Pakaian Adat Sulawesi Utara, Nomor 5 Biasa Digunakan di Acara Pernikahan

Pakaian Kohongian ini bersifat eksklusif. Pakaian ini tidak bisa digunakan sembarangan sebab hanya boleh dikenakan oleh anggota masyarakat berstatus sosial kalangan bangsawan saat upacara pernikahan.
Seiring waktu perubahan zaman pakaian adat Sulawesi Utara ini boleh dicoba siapa pun tanpa memandang status sosial.
Pakaian Tonaas Wangko dan Walian Wangko berpadukan warna dasar hitam dominan serta dihiasi motif bunga padi pada leher baju, ujung lengan dan sepanjang bagian depan baju yang terbelah.
Sama seperti pakaian adat Sulawesi Utara lainnya, Tonaas Wangko dan Walian Wangko berfungsi sebagai pakaian pemuka adat.
Namun, pada pria dilakukan modifikasi sehingga bentuknya lebih panjang tampak seperti jubah.
Kemudian, pakaian kemeja lengan panjangnya berkerah tinggi dan berkancing tanpa ada saku. Motif dari bajunya berwarna kuning keemasan, sebagai pelengkapnya seringkali disandingkan dengan topi warna merah dan bermotif bunga padi.
Pakaian adat khas Gorontalo memiliki bahan kapas mentah yang sudah dijadikan benang. Untuk laki laki, menggunakan pakaian dengan model lengan pendek dan tambahan aksesoris, seperti tudung makuta, pasimeni, dan kalung bakso.
Kemudian, wanita memiliki pakaian adat dengan ciri bentuk kebaya tanpa motif. Untuk bagian bawahannya, menggunakan sarung. Aksesoris yang digunakan adalah gelang padeta, ikat pinggang, hingga Baya Lo Boute (ikat kepala atau rambut).
Pakaian adat tersebut biasanya dikenakan saat acara pernikahan atau disebut dengan Payungga dan Walimono. Selain itu, baju adat khas Gorontalo memiliki filosofi dalam warna yang mereka gunakan.
Pakaian adat Sulawesi Utara selanjutnya yakni busana Simpal mirip seperti Kohongian. Busana Simpal dulunya juga khusus untuk masyarakat yang masuk ke golongan bangsawan saja, misalnya golongan pendamping pemerintah kerajaan.
Busana Simpal akan dikenakan jika ada acara adat tertentu, salah satunya yaitu ketika upacara pernikahan.
Itulah sekilas 8 pakaian adat Sulawesi Utara. Semoga dapat menambah wawasan mengenai kebudayaan daerah yang beragam dari tanah air tercinta ini.
Editor: Donald Karouw