BI Berikan 480 Paket Sembako untuk 24 Pesantren di Sulut

MANADO, iNews.id - Di tengah pandemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) membantu sembako puluhan pondok pesantren di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Bantuan sembako 480 paket diberikan pada 24 pesantren.

"BI Sulut menjalankan program kepedulian sosial bantuan Covid-19 yang dikhususkan untuk membantu pemuka agama yang terdampak Covid-19," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Sulut Eko Adi Irianto di Manado, Selasa (27/4/2021).

Baca Juga

Sulut Siapkan 2 Event Kelas Dunia Perkenalkan Destinasi Andalan KEK Likupang

Ia mengharapkan bantuan sembako kepada forum ukhuwah pesantren di Sulawesi Utara dapat meringankan beban mereka di pesantren.

Apalagi, katanya, sebagian pesantren sudah memulai pendidikannya meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga

Larangan Mudik, Masuk Perbatasan Gorontalo-Sulut Akan Dites Cepat Antigen 

"Kita tahu sekarang masih pandemi dan kondisi ekonomi memang lagi terpuruk, termasuk di pesantren, mungkin para donatur yang biasanya menyumbang juga berkurang sehingga kami merasa peduli ketiadaan mereka. Kami coba membantu meskipun seadanya tapi juga lebih kepada upaya membangun kemitraan strategis BI," kata dia.

Eko mengatakan hal ini menjadi salah satu pilar dari pengembangan ekonomi keuangan syariah Indonesia yang sudah digariskan oleh Komite Nasional Ekonomi Keuangan Indonesia.

Baca Juga

Wagub Sulut Ajak GMNI Tak Henti Ikut Bangun Daerah

"Kata Bapak Presiden RI Jokowi, salah satu pilar penguatan ekonomi adalah pengembangan ekonomi pesantren. Karena itu kami berharap bisa terus berkoordinasi dan berkomunikasi serta mengembangkan kemitraan dengan pesantren khususnya untuk menyiapkan program-program kemandirian ekonomi bagi pesantren suplai minuman suplai makanan buat pesantren," ungkapnya.

Menurut dia, hal itu juga meningkatkan kemampuan wirausaha dari pesantren sehingga pemanfaatannya bisa dirasakan tidak hanya oleh pesantren tetapi juga masyarakat sekitar.

Bantuan ini, kata dia, mungkin hari ini tidak terlalu banyak, tetapi BI mencoba mengumpulkannya dari para pedagang kecil yang mungkin hari-hari ini memang mengalami kesulitan ekonomi.

Editor: Cahya Sumirat