Bisnis Bimbingan Belajar, Mahasiswi Ini Hasilkan Rp827 Juta
Dari penghasilan lesnya, Tan dibayar menggunakan mata uang yuan dan penghasilannya disetorkan ke rekening bank ibunya di Singapura. Sebagian besar, Tan belum menyentuh uang tersebut, dan menurut undang-undang perpajakan di Singapura, warga negara tidak perlu membayar pajak atas penghasilan yang diperoleh di luar negeri.
Meski masih harus kuliah, Tan mengorbankan waktu tidurnya untuk tetap fokus pada akademik, kehidupan sosial, dan bisnisnya. Dia juga memiliki gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas, atau ADHD, yang memengaruhi produktivitasnya. Beberapa hari dia merasa sangat termotivasi dan dapat menyelesaikan pekerjaan selama seminggu, sementara di sisa minggu itu dia hanya akan terpuruk dan tidak melakukan apa-apa.
Karena tuntutan kuliah dan pekerjaan Tan meningkat dari waktu ke waktu, dia belajar membagi waktunya menjadi sprint. Dia akan menghabiskan sekitar tiga hari untuk fokus pada apa-apa selain tugas sekolah, kemudian mengambil satu atau dua hari penuh untuk bersantai melalui hobi seperti menonton anime, membaca manga, atau melukis.
“Ini sedikit tidak konvensional, dan itu benar-benar berhasil karena saya memiliki lebih banyak kendali atas waktu saya sekarang karena saya seorang mahasiswa,” tuturnya.
Editor: Cahya Sumirat