BMKG Prediksi Salju Abadi di Puncak Jayawijaya Hilang Total pada 2025

JAKARTA, iNews.id - Dampak pemanasan global ternyata tidak main-main. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut salju abadi Gunung Jaya Wijaya akan hilang tiga tahun lagi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut puncak Jaya Wijaya pada 2020 memiliki ketebalan es 31,49 meter. Maka pada 2025 diprediksi es sudah punah tidak ada lagi.
Saat ini kondisi es di Gunung Jaya Wijaya hanya tinggal 1 persen dari puncak area Jaya Wijaya yang memiliki luas 200 kilometer persegi atau saat ini lapisan es hanya ada di sekitar 2 kilometer persegi.
Proyeksi iklim di 2030 berdasarkan basis 2006-2016, di 2030 suhu udara akan meningkat 0,5 derajat Celcius dalam kurun waktu 10 tahun dan curah hujan lebih kering 20 persen. Hal ini dijelaskan Dwikorita Karnawati disebabkan potensi bencana hidrometeorologi semakin meningkat.
"Periode El Nino (musim kering panjang) dan La Nina (musim hujan basah yang ekstrim) periode sebelum 1980 itu 5-7 tahun sekali. Namun karena perubahan iklim pada 1981 memendek jadi 2-3 tahun, dan dua tahun terakhir terjadi setiap tahun," kata Dwikorita Karnawati di Jakarta, Senin (21/3/2022).
Cuaca ekstrem seperti badai tropis Cempaka dan Seroja seharusnya tidak menembus wilayah khatulistiwa seperti di Indonesia juga sekarang kerap terjadi.
Editor: Cahya Sumirat