Dukung Keluarga Maslahat, Dirjen Pendis Minta PTKIN Perkuat Pendidikan Domestik

Dukung Keluarga Maslahat, Dirjen Pendis Minta PTKIN Perkuat Pendidikan Domestik
Dirjen Pendis Kemenag Prof Ali Ramdhani (kiri) di acara Rektor dan Pimpinan Kontingen Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) 2023 di Gedung Rektorat IAIN Sultan Amai, Gorontalo, Senin (22/5/2023) petang. (Foto: iNews.id/Kastolani)

GORONTALO, iNews.id – Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis Kemenag) Prof Ali Ramdhani meminta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk memperkokoh pendidikan domestik. Hal ini penting untuk mewujudkan gerakan keluarga maslahat.

“Pendidikan di ruang domestik ini perlu diperkokoh agar tercipta keluarga yang baik. Jadi tidak hanya pada bangunan kegiatan pendidikan yang berorientasi moderasi beragama, tapi juga terhadap gerakan keluarga maslahat,” kata Ali Ramdhani dalam Sarasehan Rektor dan Pimpinan Kontingen Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) 2023 di Gedung Rektorat IAIN Sultan Amai, Gorontalo, Senin (22/5/2023) petang.

Selain moderasi beragama dan keluarga maslahat, kata dia, PTKIN juga perlu menyusun konsep matang mengenai pencegahan stunting.

Kemenag melalui Ditjen Bimas Islam menggalakkan program Bina Keluarga Sakinah melalui keluarga maslahat.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, seluruh program di Kementerian Agama harus dipastikan bermanfaat dan memberikan maslahah.

“Dahulu, ada program Keluarga Berencana, ada Posyandu yang menurut saya luar biasa dampaknya bagi keluarga. Nah saat ini kita akan membuat program Keluarga Maslalah, yang di dalamnya ditambahkan penguatan tentang hak-hak kewarganegaraan,” kata Menag Yaqut Cholil Qoumas yang akrab disapa Gus Men beberapa waktu lalu.

Dia meminta kepada seluruh jajarannya, untuk terlibat aktif dalam upaya pembentukan keluarga maslahah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menjalin sinergi dan jejaring komunikasi dengan ormas Islam.

Menurut Gus Men, setidaknya ada empat dimensi yang perlu diperhatikan dalam menjalin sinergi.

Pertama, jumlah kerjasama yang dilakukan “Semakin banyak kerja samanya, maka akan semakin banyak pesan yang tersampaikan kepada masyarakat,” tuturnya.
Kedua, ruang lingkup geografis kerja sama dan aktivitas yang dilakukan harus memperhatikan sumber daya yang tersedia.

Ketiga, tingkat kecanggihan kerja sama “Ini penting. Agar kegiatan kerja sama berjalan baik, harus didukung dengan perkembangan teknologi informasi. Bikin aplikasi yang bisa memudahkan kerja. Sehingga, kerja sama yang dijalin tidak manual dan konvensional.

Keempat, tingkat penerimaan. Program Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Keluarga Maslahah harus benar-benar sampai ke bawah dan harus dirasakan masyarakat secara luas.

Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNewsSulut di Google News

Bagikan Artikel:

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.