Kisah Sukses Penjual Pisang Molen di Minahasa Utara, Bisa Bangun 2 Rumah
MINUT, iNews.id - Rahmat Santoso (49), warga Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara berhasil membangun dua rumah dan membuka lapangan kerja untuk orang lain. Padahal usahanya terbilang sederhana menjual pisang molen mini seharga Rp500.
Sebelumnya, pria asal Sragen itu bekerja sebagai pegawai honorer di salah satu kementerian. Tahunan bekerja, Rahmat memutuskan berhenti untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik.
“Dulu saya menjadi pegawai honorer, kemudian saya putuskan untuk berhenti,” katanya saat ditemui satu di antara tenannya di Alfamart Ir Soekarno Airmadidi, Senin (3/10/2022).
Berhenti menjadi pegawai honorer, dia kemudian banting stir menjadi kontraktor rumah. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan kehidupan, memberi nafkah kepada keluaga, yang merupakan tanggung jawabnya. Pada saat itu, kebetulan rumah yang akan dibangunnya berada di Manado.
Pada saat itu, dia amati sekitar Universitas Klabat (Unklab) Airmadidi, begitu ramai cocok untuk membuka usaha. Dia kemudian belajar kepada satu di antara saudaranya yang berada di Bitung yang telah terlebih dahulu membuka usaha, yaitu jualan molen mini Rp500.
Selama dua bulan dia belajar membuat adonan, sehingga menjadi kue molen yang lezat untuk dinikmati. Saat dirasa sudah mampu membuat adonan, dia kemudian membuka usaha sendiri di depan Unklab, Airmadidi.
“Awalnya menggunakan gerobak, di depan Unklab. Pada 2016 lalu,” ujarnya.
Dia merasa bersyukur, karena pada awal membuka usaha, sambutan dari masyarakat cukup bagus. Molen mini yang dijualnya Rp500 selalu habis terjual. Pundi-pundi rupiah pun didapatnya.
"Pembeli terus berdatangan karena bentuknya yang mini, serta tentu saja rasanya yang lezat," katanya.
Setelah kondisi usahanya telah stabil, barulah kemudian dia memboyong keluarganya untuk ke Manado. Usahanya dari tahun ke tahun terus berkembang, hingga saat ini memiliki 10 tenan yang tersebar di beberapa gerai Alfamart dan tempat lainnya.
Dia bersyukur dari berjualan molen mini Rp500 berhasil menyekolahkan anak, membeli dua rumah, tiga kapling dan membuka lapangan pekerjaan.
"Saya bersyukur dengan hasil saat ini," ucapnya.
Untuk meningkatkan penjualan, dirinya juga menyediakan gorengan lainnya seperti tahu dan tempe.
"Dua jenis gorengan tersebut hanya sebagai pelengkap saja, yang utamanya molen," katanya.
Editor: Cahya Sumirat