Konglomerat AS Sebut Inflasi Akan Berlanjut Bertahun-tahun, Investor Diingatkan Membiasakan Diri

Namun Peterffy tidak berharap untuk melihat pengulangan pada 1980-an, di mana Ketua Federal Reserve saat itu, Paul Volcker mengerek suku bunga menjadi dua digit, mendorong resesi yang menghancurkan tetapi menekan inflasi.
"Saya tidak percaya The Fed akan menindaklanjuti janjinya 'melakukan apa yang diperlukan' (untuk menurunkan inflasi), karena mereka takut menghancurkan ekonomi dan masalah utang yang meledak," ucapnya.
Sebaliknya, menurut Peterffy, The Fed akan membatasi suku bunga acuan sekitar 4 persen dan sebagai hasilnya, inflasi akan berkisar sekitar 6 persen dalam beberapa tahun ke depan
"Akan ada stagflasi untuk sementara waktu," prediksi Peterffy.
Terlepas dari prediksi suramnya, dia mengharapkan pasar ekuitas AS mencapai titik terendah segera setelah jatuh. Dia menyarankan S&P 500 bisa turun ke level 3.000 sekitar Oktober — penurunan 21 persen dari nilainya saat ini sekitar 3.800. Indeks S&P 500 telah merosot lebih dari 20 persen dari rekor tertinggi November 2022 lalu.
"Akhirnya kenaikan harga akan mengejar saham dan sebagai hasilnya, saham akan memasuki periode pasar bullish yang panjang, yang didorong oleh inflasi," ujarnya.
Editor: Cahya Sumirat