Legenda Putri Lumimuut, Kisah Leluhur Etnis Minahasa
MANADO, iNews.id - Legenda Putri Lumimuut merupakan cerita rakyat Sulawesi Utara yang dibagikan secara turun-temurun. Ada berbagai kisah dan versi mitologi dari lelulur etnis Minahasa tersebut.
Salah satunya cerita yang dituliskan Nurul Qomariah dalam buku cerita rakyat dari Sulawesi Utara: Putri Lumimuut, asal usul etnis Minahasa.
Dalam buku ini mengisahkan tentang seorang putri dari Kekaisaran Jepang yang terdampar di Pantai Manado karena dibuang Kaisar Jepang ke laut. Putri Lumimuut yang terombang-ambing ombak, akhirnya terdampar di pantai yang dikenal dengan nama Manadau.
Di sana dia diangkat anak oleh seorang nenek tua bernama Karema. Pada akhirnya Putri Lumimuut menikah dengan Toar, seorang pemuda dari pemberian dewa.
Mereka dikaruniai sembilan orang anak putra dan sembilan orang putri. Dari merekalah keturunan etnis Minahasa berkembang turun-temurun hingga sekarang. Oleh karena itu, tanah Manandau yang sekarang dikenal dengan Manado disebut pula dengan tanah Toar Lumimuut.
Cerita ini mengandung pesan tentang pentingnya penanaman nilai kekuatan, ketabahan, keberanian dan kerja keras dalam menjalani hidup.
Ada juga cerita versi lain yang mengisahkan konon di negeri Jepang bertahta seorang kaisar kejam. Kaisar ini sangat menyukai seni pertunjukan, khususnya tari-tarian.
Suatu hari, kaisar memerintahkan panglima perang untuk mencari penari paling cantik di seluruh negeri. Ditemukanlah penari yang sangat cantik bernama Karema.
Karema dipilih untuk menari di hadapan kaisar. Namun, ketika Karema menari, kaisar justru jatuh cinta dan memutuskan untuk membawa Karema sebagai selirnya.
Karema menolak tawaran kaisar dan memilih untuk melarikan diri. Dia lalu bertemu pria Jepang bernama Rumimoto yang juga melarikan diri dari Jepang karena dianggap pengkhianat.
Karema dan Rumimoto menikah dan memiliki seorang putri yang diberi nama Lumimuut. Suatu hari Karema meninggal dunia dan Rumimoto memutuskan untuk membawa Lumimuut ke Manado.
Di Manado, Lumimuut tumbuh menjadi seorang putri yang cantik dan bijaksana. Dia kemudian menikah dengan seorang pangeran Minahasa dan menjadi ibu dari raja-raja Minahasa selanjutnya.
Versi legenda lainnya mengisahkan saat Lumimuut dan Karema mengadakan suatu upacara berdoa ke segala penjuru angin dan ketika mereka mengahadap ke arah barat, tiba-tiba Lumimuut dikaruniai benih dalam perutnya. Dia hamil dan melahirkan seorang putra yang dinamai Toar.
Karema sebagai ibu dari Lumimuut memerintahkannya dan Toar untuk mengembara dan membawa masing-masing sebuah tongkat. Jika mereka bertemu dan tongkat itu tidak sama panjang, berarti mereka tidak ada hubungan darah.
Suatu ketika dalam pengembaraan, mereka bertemu dan mengukur tongkat masing-masing dan tidak sama panjang. Akhirnya mereka menikah dan kembali ke tempat asal mereka untuk mencari Karema namun tidak pernah lagi menemukannya.
Saat ini Patung Toar dan Lumimuut berdiri di pusat Kota Manado. Patung ini dapat dianggap sebagai simbol persatuan/penggabungan Manado oleh orang Minahasa. Patung Toar dan Lumimuut juga terdapat di sejumlah lokasi objek wisata seperti di Minahasa dan Tomohon.
Editor: Donald Karouw