Mahasiswa Asal Sumatra Lolos Beasiswa Kampus Terbaik di Arab Saudi, Ini Rahasianya

JAKARTA, iNews.id - Mahasiswa asal Sumatra bernama Dandi Alvayed terbilang beruntung. Dia mendapatkan beasiswa di kampus terbaik yang menjadi harapan banyak orang.

Dandi merupakan alumni Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina Angkatan 2017. Ia menjadi salah satu penerima beasiswa kampus terbaik di Arab Saudi, yakni King Fahd University of Petroleum & Minerals, Arab Saudi, dengan skema beasiswa penuh.

Baca Juga

Polda Larang Masyarakat Sulut Bunyikan Petasan saat Nataru

Berbeda dengan rekan-rekannya yang mendapatkan beasiswa melalui skema seleksi, pria asal Kabupaten Muara Enim ini memiliki rahasia sendiri untuk meraih beasiswanya. Dandi diketahui mendapatkan beasiswa dengan bantuan publikasi penelitian.

Rahasia Dandi Raih Beasiswa Kampus Terbaik di Arab Saudi

Baca Juga

Polda Sulut Kawal Pengiriman Bantuan Forkopimda untuk Korban Erupsi Gunung Semeru

Selama menempuh pendidikan di Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina, Dandi berkesempatan mendapat kuliah dari pakarnya secara langsung. Hal itu dinilai dapat membantu dirinya untuk lebih memahami isu yang tengah berkembang.

"Seringnya kami melakukan kunjungan industri serta kuliah lapangan, juga sangat membantu saya untuk memahami isu-isu riil yang sedang berkembang di industri energi saat ini. Apa tantangan dan peluangnya. Sampai kemudian saya merasa tertarik dengan isu Inorganic Scale (endapan anorganik) yang kemudian saya pilih sebagai bidang keahlian saya,” ungkap Dandi seperti dalam keterangan pers Universitas Pertamina, Senin (21/12/2021).

Baca Juga

Sulut Targetkan 900 Nelayan Ikut Asuransi Tahun Depan 

Dengan bantuan kampus, Dandi juga pernah melakukan magang industri di PT Pertamina Hulu Energi Tuban sebagai Junior Drilling and Production Engineer. Pengalaman magang itu lah yang memberikan banyak ilmu kepada dirinya.

“Pengalaman magang ini memberikan begitu banyak insight kepada saya. Terutama terkait dengan tantangan pengeboran migas untuk mencapai kemandirian energi nasional,” imbuhnya.

Selain itu, ketertarikannya pada isu Inorganic Scale, membuat Dandi tergerak untuk mempresentasikan tulisan ilmiahnya di ajang International Symposium of Indonesian Chemical Engineering. Ia memaparkan salah satu penyebab rendahnya tingkat produksi sumur minyak di Indonesia, disinyalir karena adanya akumulasi endapan anorganik dekat lubang sumur.

"Endapan anorganik ini kemudian menghambat aliran minyak di sekitar lubang sumur. Saya sangat tertarik untuk memberikan alternatif solusi bagi permasalahan tersebut,” tutur Dandi.

Keberaniannya untuk mempublikasikan riset di level internasional, diakui Dandi, muncul saat ia mulai menjuarai berbagai ajang riset di level universitas. 

“Di Universitas Pertamina, ada banyak kompetisi riset diselenggarakan yang terbuka untuk umum. Beberapa kompetisi seperti Petroleum Integrated Competition (Completion) yang digagas oleh Program Studi Teknik Perminyakan misalnya, mengundang peserta dari kampus dalam dan luar negeri. Sehingga, persaingannya terasa seperti kompetisi yang dilaksanakan oleh organisasi profesional,” pungkas Dandi.

Dandi juga mengakui cita-citanya membantu Indonesia mengamankan cadangan energi untuk memenuhi kebutuhan industri di tahun 2045 mendatang, membuat Dandi memilih melanjutkan pendidikan magister di kampus yang fokus pada energi. Ada beberapa kampus yang sudah dia minati, tetapi pilihannya jatuh pada King Fahd University of Petroleum & Minerals, Arab Saudi.  

"Selain merupakan kampus terbaik nomor satu di negara tersebut, King Fahd juga menduduki rangking ke-163 pada QS Global World Rankings,” lanjut Dandi.

Sementara itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Himpunan Mahasiswa Program Studi, Korps Protokoler Mahasiswa (KPM), dan Society of Petroleum Engineers (SPE). Dengan catatan prestasi akademik yang gemilang membuat Dandi menerima berbagai beasiswa selama menempuh pendidikan di Universitas Pertamina.

Editor: Cahya Sumirat