Mapalus, Contoh Budaya Daerah Minahasa yang Masih Lestari
MINAHASA, iNews.id - Contoh budaya daerah Minahasa yang masih bertahan hingga saat ini salah satunya adalah Mapalus. Kegiatan Mapalus masih dilakukan masyarakat suku Minahasa yang tersebar di kota atau kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Diketahui, Minahasa merupakan salah satu kabupaten di Sulut. Daerah berpenduduk lebih 300.000 jiwa itu dikenal dengan kebudayaannya yang banyak, seperti kebudayaan dalam bidang kesenian baik tarian, rumah adat dan kegiatan sosial yang sering dilakukan oleh masyarakat Minahasa yaitu Mapalus.
Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Mapalus merupakan sebuah bentuk kebudayaan yang direalisasikan melaluii kegiatan saling membantu yang dilakukan suatu kelompok masyarakat.
Mapalus adalah suatu budaya tradisional di Minahasa, yaitu budaya gotong-royong atau tolong-menolong yang berkembang di Minahasa. Mapalus juga merupakan suatu model kerja bersama beberapa keluarga, kelompok-kelompok kerja yang dibentuk dalam suatu wilayah.
Dalam buku Teori dan Praktek Mapalus oleh J Turang (1989) dikemukakan pandangan masyarakat Minahasa, yaitu hakekat manusia adalah makhluk kerja bersama berke-Tuhan-an.
Dengan tegas pula disampaikan, bahwa manusia hidup untuk bekerja bersama berke-Tuhan-an, bukan bekerja sendiri tetapi bekerja bersama (working togetherness), bukan bekerja bersama mengandalkan atau untuk kepentingan hidup material tetapi bekerja bersama atas amanat Opo Empung, Opo Rengan rengan, Opo Wailan, atau nama lainnya, dalam bahasa daerah Minahasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Selain itu, setiap memulai dan menyelesaikan/memperoleh hasil pekerjaan harus dilakukan upacara sakral yang dipimpin oleh Walian (pemimpin keagamaan dalam Agama Tua).
Sebelum upacara dilaksanakan harus mendengar suara burung manguni atau melihat tanda-tanda alam lainnya atau cara lainnya, sebagai petunjuk Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat melalui Walian atau Pemimpin masyarakat (Tonaas).
Perlu diketahui pula, kegiatan Mapalus ini dilakukan oleh kelompok masyarakat cukup beragam. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan kelompok Mapalus yang ada pada suatu daerah itu.
Namun intinya, kegiatan Mapalus umumnya memiliki tujuan untuk saling membantu satu sama lain dalam anggota Mapalus, baik membantu dalam suasana senang (ucapan syukur atas hasil bumi) maupun dalam suasana duka (meninggal dunia).
Kegiatan Mapalus dilakukan bermacam-macam, mulai dari pembukaan kebun baru, membersihkan kebun, memanen hasil pertanian, membantu dalam pemasangan rumah panggung.
Selain itu, J Turang pun menyebut tempo dulu Mapalus sangat dihormati oleh masyarakat Minahasa. Mapalus bukan sekadar suatu kerja sama (cooperation) yang bekerja sama untuk suatu kepentingan belaka, melainkan suatu keutuhan hidup kerja bersama (working togetherness) dalam bidang ekonomi, budaya, organisasi, manajemen kerja bersama, masyarakat, keagamaan, pertahanan dan keamanan.
Nah, disebutkan dalam Mapalus mengandung lima azas Mapalus yaitu Azas religius, azas kekeluargaan, azas musyawarah dan mufakat, azas kerja bersama, dan azas persatuan dan kesatuan.
Itulah contoh budaya daerah Minahasa yang hingga saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu Mapalus.
Editor: Cahya Sumirat