Pasukan Israel Tembak Mati Pria Palestina

TEL AVIV, iNews.id - Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, kekacauan terjadi pada Kamis (9/6/2022). Akibat kekacauan tersebut korban tewas yakni Mohammed Abu Ayhour (27) dari Desa Halhul di Tepi Barat bagian selatan.

Pasukan Israel menembak mati pria Palestina selama bentrokan di Tepi Barat itu. Bentrokan terjadi saat pasukan zionis melanjutkan serangan penangkapan di wilayah pendudukan.

Baca Juga

Terungkap, Begini Cara Membuat Bakwan Jagung Manado yang Garing dan Enak

Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan, pasukannya beroperasi di daerah sekitar Tepi Barat sepanjang Rabu malam hingga Kamis pagi. Saat itu, pasukan menghadapi protes kekerasan di sejumlah lokasi. 

Warga Palestina dilaporkan melemparkan batu dan bom api. Pasukan menanggapinya dengan tembakan untuk membubarkan para pengunjuk rasa. Sembilan orang ditangkap.

Baca Juga

Dorong Destinasi Super Prioritas, Kemenparekraf Ajak Eksplorasi Keindahan Manado-Likupang

Militer tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang keadaan yang menyebabkan kematian Abu Ayhour.

Kekerasan telah melanda wilayah itu selama berminggu-minggu. Insiden dipicu oleh serentetan serangan Palestina di Israel yang mendorong serangan penangkapan Israel hampir setiap hari di Tepi Barat. 

Baca Juga

Jadi Pionir Mini Chiffon Cake Pertama di Manado, Bisnis Ini Menggiurkan

Ketegangan antara Israel dan Palestina semakin meningkat ketika bentrokan meletus di Masjid Al-Aqsa Yerusalem dan pembunuhan seorang jurnalis Al Jazeera Palestina-Amerika yang terkenal.

Warga Palestina dan saksi mata mengatakan Shireen Abu Akleh terbunuh oleh tembakan Israel, sementara Israel mengatakan tidak jelas apakah tentara atau pria bersenjata Palestina menembakkan peluru mematikan itu.

Serangan Palestina, yang dimulai pada Maret telah menewaskan 19 orang. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, lebih dari 60 orang Palestina telah tewas sejak awal tahun. Itu tidak membedakan antara warga sipil, militan dan mereka yang tewas setelah melakukan serangan mematikan.

Editor: Cahya Sumirat