Sejarah Pemberontakan PRRI/Permesta dan Keterlibatasan AS dalam Operasi CIA

BLITAR, iNews.id - Sejarah pemberontakan PRRI/Permesta di Sumatera dan Sulawesi yang melibatkan sejumlah tokoh penting Masyumi dan PSI (Partai Sosialis Indonesia) pada masa pascakemerdekaan. Gerakan mereka ini didukung Amerika Serikat melalui operasi intelijen CIA.
Target utama gerakan PRRI/Permesta yakni menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno atau Bung Karno, sekaligus memberangus komunis, yakni PKI (Partai Komunis Indonesia) lawan utama Amerika Serikat.
Melalui operasi CIA (Central Intelligence Agency), Amerika Serikat diam-diam menggelontorkan bantuan persenjataan perang. Yakni mulai peluncur roket, granat, senapan dan amunisi yang cukup untuk mempersenjatai 8.000 tentara.
“Tiba (senjata) pada pertengahan Januari 1958 di Pelabuhan Teluk Bayur Padang,” demikian dikutip dari buku Akar dan Dalang Pembantaian Manusia Tak Berdosa dan Penggulingan Bung Karno (2013), Minggu (10/9/2023).
Gerakan PRRI/Permesta diawali manuver politik Letnan Kolonel Achmad Husein yang mendirikan Dewan Banteng di Bukittinggi Sumatera Tengah, yakni tepatnya 20 Desember 1956.
Pada 22 Desember 1956 Kolonel Maludin Simbolon mendirikan Dewan Gajah di Sumatera Timur, Manado dan Sulawesi Utara. Gerakan serupa diambil Letnan Kolonel Ventje Sumual dengan memelopori pendirian Dewan Manguni.
Sementara Kolonel Harun Sohar mendirikan Dewan Garuda di Sumatera Selatan. Dewan-dewan yang dipimpin oleh perwira-perwira menengah angkatan darat ini mengambil sikap menentang pemerintah pusat.
Penentangan terhadap pemerintahan Soekarno dilakukan terang-terangan. Bahkan Dewan Banteng kemudian menyampaikan tuntutan yang bersifat makar, yakni menuntut dibubarkannya pemerintah pusat.
Tidak hanya itu, pada 15 Februari 1958, para perwira militer angkatan darat itu memproklamasikan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Bukittinggi.
Pendirian PRRI sekaligus mengangkat Syafruddin Prawiranegara, yakni tokoh Masyumi sebagai pejabat Presiden. Selain Masyumi, sejumlah tokoh PSI (Partai Sosialis Indonesia), yakni salah satunya Soemitro Djojohadikoesoemo juga berada di jajaran penting PRRI.
Berdasarkan dokumen CIA yang bocor ke publik, Amerika Serikat menyatakan mendukung PRRI. Sokongan Paman Sam dalam rangka menggulingkan kekuasaan Soekarno itu dilakukan dengan menggelar operasi tertutup.
Editor: Donald Karouw