Tinggal Sebatang Kara di Gubuk Bambu, Warga Bitung Ini Ditemukan Tewas Mengenaskan
BITUNG, iNews.id – Seorang lelaki bernama Iskandar Noh (48), ditemukan meninggal di sebuah gubuk bambu miliknya, Rabu (26/5/2021) sekitar pukul 04:30 WITA. Iskandar tinggal sebatang kara di sebuah gubuk di kelurahan Bitung Barat Satu, Lingkungan II RT 5, Kecamatan Maesa, Kota Bitung.
Korban pertama kali ditemukan oleh saksi Fatma Olii (39) warga setempat.
Fatma Olii menjelaskan, Selasa (25/5/2021) malam sekitar pukul 23:00 WITA, dia melihat korban dalam kondisi sakit, batuk-batuk dan sesak nafas.
Merasa iba, Fatma Olii pun datang membantu korban dengan memberikan teh hangat dan memberikan roti serta mengosok minyak hangat ditubuh korban. Setelah itu dia kembali ke rumahnya untuk beristirahat.
Sekitar pukul 04:30 WITA, Fatma Olii kembali mengecek kondisi korban, namun saat berada di tempat tinggal korban, dia melihat korban sudah dalam kondisi kaku dan tidak bergerak (meninggal dunia-red).
Melihat kondisi korban yang sudah meninggal dunia, Fatma Olii kemudian mencari bantuan kepada tetangga di sekitar nya.
Fatma Olii menjelaskan korban Iskandar Noh memang sudah lama menderita sakit. Sakit yang dikeluhkan korban yaitu asam urat, batuk-batuk dan sesak nafas.
Senada dengan itu, saksi Burhan Daniel (35) tetangga korban, menjelaskan meninggalnya korban diketahuinya dari perempuan Fatma Olii yang saat itu dia selesai melaksanakan ibadah sholat subuh.
Burhan Daniel menerangkan korban Iskandar Noh diketahuinya memang sudah lama menderita sakit asam urat, batuk-batuk dan sesak nafas.
Sementara Hamza (31), warga kelurahan Pateten yang merupakan adik korban mengatakan malam sekitar pukul 22:00 WITA sebelum korban meninggal, dia datang menjenguk dan mengoleskan minyak hangat karena suhu badan kakaknya itu sangat dingin.
Namun pada Rabu dini hari sekitar pukul 05:00 WITA, Hamza mendapat kabar dari pemerintah setempat kakaknya itu sudah meninggal dunia.
Hamza menjelaskan kakaknya itu tidak menikah dan hidup menyendiri di sebuah gubuk. Sedangkan untuk makan sehari-hari hanya diberikan oleh tetangga sekitar.
Dia pernah mengajak kakaknya itu untuk tinggal bersama dengannya di kelurahan Pateten tetapi malah ditolak oleh korban.
Wakapolsek AKP Inge B Marijo membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Selain melakukan pengamanan di lokasi kejadian, kami sudah berkoordinasi dengan tim Covid-19 Kecamatan Maesa, Kota Bitung untuk proses pemakaman korban," ucapnya.
"Antisipasi penyebaran Covid-19, kami juga sudah memberikan himbauan-himbauan kepada warga sekitar tempat kejadian untuk tetap waspada," kata Wakapolsek Maesa.
Editor: Cahya Sumirat