Dia menambahkan, Beijing juga dapat membantu dengan menuangkan investasi lebih lanjut ke proyek pelabuhan besar yang didukung China di Kolombo dan Hambantota. Rencana investasi besar China belum terwujud karena pandemi Covid-19.
Selain itu, Sri Lanka ingin melihat lebih banyak turis China yang jumlahnya turun dari 265.000 pada 2018 menjadi hampir nol setelah serangan bunuh diri 2019 dan pandemi.
Tak hanya itu, Kohona mengatakan Presiden baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe memiliki rencana untuk mengunjungi China untuk membahas kerja sama dalam berbagai hal termasuk perdagangan, investasi, dan pariwisata. Dia berharap, tidak ada perubahan mendasar dalam kebijakan pemerintah baru terhadap China.
Dia mengatakan dia memahami China merasa sulit untuk bertindak cepat untuk membantu Sri Lanka sekarang karena sebagai kreditur global utama juga terkena keuangan banyak negara lain dalam kesulitan keuangan. "Mungkin jika hanya Sri Lanka, maka pengambilan keputusan akan jauh lebih mudah," ujar Kohona dikutip dari Reuters, Selasa (26/7/2022).
Selama beberapa bulan Sri Lanka telah melakukan pembicaraan di China untuk paket bantuan senilai 4 miliar dolar AS, terdiri atas pinjaman sebesar 1 miliar dolar AS untuk membayar utang China yang jatuh tempo tahun ini kira-kira setara.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait