MANADO, iNews.id – Tahun 2020 sebentar lagi berlalu. Selama 12 bulan berjalan ada banyak peristiwa di Kota Manado yang acapkali menyedot perhatian lebih warga.
Pilkada di tengah pandemi Covid-19 yang cukup menguras banyak energi itu salah satunya. Apalagi calon wali kota yang terpilih kali ini berbeda.
Sejak awal kampanye, semarak Pilkada menggelinding bak bola panas. Letupan kecil para pendukung kadang membuat cemas. Apalagi Kota Manado yang berkedudukan sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pengaruhnya cukup kuat.
Pengalaman telah mencatat, Kota Manado sejak lama dikenal sebagai kota paling toleran. Saat isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) di beberapa daerah gaungnya makin kencang, tapi di kota ini nyaris tak terdengar.
Tidaklah heran jika saat hiruk pikuk kampanye Pilkada Serentak 2020 sempat menggelinding isu politik identitas tidak laku di masyarakat Kota Manado. Siapa pun kandidat yang jualan isu tersebut sudah pasti akan ditinggalkan pemilih.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait