MANADO, iNews.id - Prevalensi angka kekerdilan (stunting) di Sulawesi Utara (Sulut) sebanyak 3.134 anak balita atau secara prosentasi sebesar 3,10 persen. Jumlah tersebut cukup tinggi dan perlu penanganan serius pemerintah.
"Ini adalah hasil pelaporan dari masing-masing puskemas ke provinsi selama tahun 2021," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Sulawesi Utara, Jenny Karouw, di Manado, Kamis (2/6/2022.
Angka prevalensi tersebut, menurut dia, disajikan melalui hasil Aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM).
Angka dari aplikasi tersebut merupakan rekaman data individu secara langsung di lapangan dari setiap posyandu di yang tersebar di Sulut yang kemudian diolah menjadi hasil status gizi yang lebih akurat karena dapat disajikan 'by name by address'.
Ada juga data pembanding lainnya yang telah dirilis survei berskala nasional melalui Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 dan menunjukkan bahwa angka prevalensi kekerdilan di daerah tersebut masih cukup tinggi yakni sebesar 21,6 persen.
Jenny mengatakan, angka prevalensi sebesar 3,10 persen (3.134 anak balita) tersebut merupakan hasil pengukuran 101.178 balita (77,55 persen) dari total sasaran sebanyak 130.464 balita yang terdata.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait