Makam DR GSSJ Sam Ratulangi, pahlawan Indonesia di tanah kelahirannya, Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara. (Foto: MPI/Subhan Sabu)

Saat studi di Belanda, Sam Ratulangi menjadi Ketua Indiesche Vereniging (1913-1915) atau persatuan India maksudnya orang-orang yang berasal dari Hindia Belanda. Di sini disosialisasikan nama Indonesia. Ide Indonesia dari Sam Ratulangi itu disetujui semua. Juga disosialisasikannya ide Indonesia itu saat dirinya menjadi Ketua Persatuan Mahasiswa Asia se-Eropa.

Pulang ke Tanah Air, Dr Sam Ratulangi pertama kali di tengah masa penajahan secara terang-terangan menggunakan kata nama Indonesia di wilayah Hindia Belanda. Nama 'Indonesia' dipakai beliau pada nama bisnisnya 'Levensverzekering Maatschappij Indonesia' (perusahan asuransi Indonesia). Kantornya di Jalan Braga Bandung sekitar tahun 1918.

Bung Karno sebagai Presiden RI dalam Amanatnya pada tanggal 18 Agustus 1960 di Gedung Pemuda Jakarta, di hadapan audiens Kongres Mahasiswa dan Pelajar Minahasa se-Nusantara mengulangi ucapan Dr Ratulangi.

'Ide ku ratusan atau ribuan pulau-pulau dan penduduknya satu Indonesia. ide ku sudah disampaikan dan disetujui pemuda pemudi yang sedang belajar di Belanda'. Kata nama Indonesia ini dipopularisasi Bung Karno di Tanah Air dan terbawa ke Sumpah Pemuda 1928.

Siapa sebenarmya Sam Ratulangi

Sam Ratulangi merupakan anak ketiga dari pasangan Yozias Ratulangi dan Agustius Gerungan yang lahir di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Ratulangi merupakan perintis, penegak dan pembela kemerdekaan Republik Indonesia. Dia pahlawan Kemerdekaan Nasional yang telah menyerahkan seluruh jiwa raganya untuk mengejar cita–cita Indonesia merdeka, bersatu, adil dan makmur.

Orang tua Ratulangi termasuk yang terpandang di daerahnya. Dia mempunyai kedudukan sebagai kepala distrik daerah Kasendukan. Ayah Ratulangi seorang asionalis yang senantiasa menjunjung tinggi kepribadian bangsa. Dia termasuk orang yang rajin membaca buku.

Pada usia enam tahun Ratulangi di masukan ke sekolah dasar Belanda, namanya Europeesche Lagere School (ELS) yang ada di Tondano. Setelah tamat dari sekolah dasar, Ratulangi diterima di Hoofdenschool, Tondano. Dia termasuk murid yang terpandai di sekolahnya dan memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pelajaran di Jawa.

Pada tahun1904, Ratulangi meninggalkan tanah Minahasa. Pada waktu itu dia berusia 14 tahun. Di Jakarta, dia memasuki sekolah teknik, Koningin Wihelmina School (KWS). Dalam waktu empat tahun (1904-1908) dia berhasil mendapat ijazah KWS dengan nilai-nilai yang sangat tinggi. Setelah tamat dari Koningan Wihelmina School Ratulangi bekerja sebagai ahli mesin pada pembangunan kereta api di Priangan Selatan.


Editor : Donald Karouw

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network