Ada 2 Kasus Positif, Warga Gorontalo Diminta Waspadai Penyakit Difteri

GORONTALO, iNews.id- Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer mengajak warga dan semua pemangku kepentingan, untuk mewaspadai dan mencegah penyakit difteri di daerah itu. Apalagi sudah ada dua warga yang positif.
“Saya kaget mengetahui ada dua kasus positif difteri di Kabupaten Gorontalo. Ini berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium BBLK Surabaya. Satu kasus biasanya sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa,” katanya saat Rakor Upaya Penanggulangan dan Kewaspadaan Dini Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasidi Gorontalo, Rabu (6/7/2022).
Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan anak, yang ditandai oleh munculnya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel.
Difteri tergolong penyakit menular berbahaya karena jika tidak ditangani, karena bakteri penyebab difteri dapat mengeluarkan racun yang merusak jantung, ginjal, atau otak.
“Setelah Rakor ini saya akan meminta semua untuk checking, karena sebenarnya satu kena maka ini sudah Kejadian Luar Biasa (KLB). Saya akan rapat dengan seluruh Forkopimda, bupati/wali kota, mulai dari sekarang harus kita serbu, cari, dan gerakkan semua kekuatan yang ada. Penyakit ini menular maka ini akan menyulitkan kita semua,” kata Hamka.
Menurutnya peningkatan kasus difteri terjadi sebagai imbas dari penurunan jumlah capaian imunisasi anak dalam dua tahun terakhir, atau selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia termasuk Provinsi Gorontalo.
“Saya mengimbau kepada orang tua, segera imunisasi anak-anaknya. Masyarakat yang belum vaksin lengkap, segera vaksin lengkap,” katanya.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo Gamaria Monoarfa, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah memerangi difteri.
“Kami akan mengikuti langkah pemerintah provinsi, melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota khususnya di Kabupaten Gorontalo yang menjadi lokasi ditemukannya kasus ini,” ujarnya.
Berdasarkan cakupan imunisasi rutin anak di Provinsi Gorontalo tahun 2021 hanya mencapai 81,0 persen dari target 95 persen.
Editor: Cahya Sumirat