Kisah Haru 2 Janda Kakak Adik Naik Haji, Sisihkan Uang Jual Kue Keliling Puluhan Tahun

Mendapat kabar kepastian berangkat itu, tubuh Suhriah Mato (73) mendadak gemetar. Detak jantungnya berdegup kencang, tak kuasa menahan bahagia bercampur kaget.
Demikian juga saat prosesi keberangkatan dari rumahnya, Jumat (16/6/2023), keduanya tidak dapat menyembunyikan rasa haru, terutama saat bersalaman dan berpelukan dengan warga di Kelurahan Istiqlal, Kampung Arab.
Mereka tidak mampu menahan rasa gembira, hingga dua matanya berjelaga butiran air mata. Diiringi keluarga dekat, Suhriah Mato mengucapkan salam kepada tetangga dan keluarga lain yang mengantar sampai ke luar kampung. Peristiwa serupa juga dirasakan Nur A Mato (71), Adik dari Suhriah.
Kakak beradik ini kemudian diantar keluarga ke Wisma Haji di Kelurahan Tuminting, Kota Manado. Keduanya berpelukan sambil menangis sebagai tanda syukur diberi kesempatan oleh Allah umur panjang.
"Kami berdua selalu berdoa agar diberi kesempatan bisa ke Tanah Suci dan akhirnya dikabulkan. Alhamdulillah," kata Nur.
Di asrama haji, keduanya meminta tinggal satu kamar di lantai satu khusus para lansia yang berusia di atas 60 tahun.
Sesuai jadwal, keduanya masuk dalam kloter 17 dari Kota Manado, Provinsi Sulut. Mereka akan bergabung dengan jamaah calon haji lain. Keduanya berharap dapat memperoleh pengalaman spiritual yang mendalam dan memperkuat iman mereka saat di Tanah Suci.
Editor: Nani Suherni