Lansia di Jepang Nekat Masukkan Tali 2 Meter ke Dalam Penis, Kok Bisa?
TOKYO, iNews.id - Seorang lansia di Jepang berusia 79 tahun nekat melakukan hal ekstrem. Dia memasukkan tali lompat (skipping) ke dalam penis.
Akibatnya, tali itu terperangkap di kandung kemih sehingga harus menjalani operasi pembedahan guna mengeluarkan benda asing yang ada di kandung kemihnya. Dokter terpaksa membuat lubang di kandung kemihnya untuk mengeluar tali tersebut.
Peristiwa ektrem menurut dokter ini bermula saat lansia tersebut merasakan sakit dan panas di kandung kemih saat buang air kecil. Dia pun pergi ke Dokkyo Medical University.
Dokter di RS tersebut segera melakukan scan termasuk USG pada kandung kemih pria itu. Hasil pemidaian sungguh membuat dokter bingung.
Kemudian tim dokter melakukan rontgen. Hasilnya, mereka menemukan benda asing melingkar seperti kawat di dalam kandung kemih.
Model 3D bagian dalam kandung kemih pria itu harus dibuat untuk membantu petugas medis memetakan prosedurnya.
Lansia tersebut akhirnya mengaku telah mendorong tali skipping tanpa gagang itu ke dalam penis. Namun dia bungkam alasan melakukan hal ekstrem tersebut.
Dilansir dari MailOnline, Selasa (15/11/2022), Profesor Toshiki Kijima, penulis utama studi yang diterbitkan dalam Laporan Kasus Urologi mengatakan, pemindaian dan model menunjukkan, tim dikter kemungkinan tidak bisa menarik tali itu keluar secara langsung. Itu karena diduga, tali itu telah kusut di dalam kandung kemih.
Ketika kandung kemih pria itu berkontraksi, tali itu terjerat dan menjadi kusut.
“Ekstraksi transurethral sulit dilakukan mengingat panjang tali dan belitannya di kandung kemih," katanya.
Dia menjelaskan, secara tradisional, tang penjepit dan alat pengambil khusus digunakan untuk mengeluarkan benda asing. Namun tali yang dimasukkan ke dalam kandung kemih biasanya menggulung saat kandung kemih berkontraksi. Oleh karena itu, pertimbangan khusus diperlukan untuk benda asing seperti kawat atau tali," katanya.
Setelah dikeluarkan dari kandung kemih, tali itu memiliki panjang 90 inchi atau sekitar 2,2 meter dan relatif tipis. Tim dokter mengaku baru kali ini menemui kasus yang begitu ekstrem.
Editor: Cahya Sumirat