Misteri Wentira, Benarkah Bagian Benua Atlantis yang Hilang?

JAKARTA, iNews.id - Misteri Wentira yang disebut sebagai kota peradaban maju dan punya istana berlapis emas. Namun benarkah kota ini merupakan bagian dari benua Atlantis yang hilang?

Kota Wentira disebutkan sebagai kota modern yang tidak kasat mata. Bahkan disebut juga sebagai kerajaan jin terbesar.

Baca Juga

Misteri Luweng Grubug, Gua Angker Konon Tempat Eksekusi Pengikut PKI di Gunungkidul

Lokasinya berada di hutan belantara pada pegunungan yang terletak antara Kota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng). Konon tempat ini dijaga 7 panglima perang dari bangsa jin.

Nama Wentira berasal dari kata Ngata Uwentira berarti kota tak kasat mata atau tidak terlihat. Seperti hal namanya, tempat ini merupakan kota gaib karena tidak semua orang bisa melihatnya bahkan mengunjunginya. Hanya orang-orang yang diberikan 'kemampuan lebih' mampu menembus kota ini atau beberapa sedang sial seperti tersesat.

Baca Juga

Mengulik Asal Usul Lawang Sewu, Objek Wisata Bersejarah di Kota Semarang yang Penuh Misteri

Dari berbagai sumber, Kota Wentira selalu menjadi tiga teratas daftar tempat paling angker di Indonesia. Untuk itu telah dirangkum tiga hal terkait misteri Kota Wentira:

4 Misteri Wentira:

1. Wentira bagian dari Kota Atlantis yang hilang

Banyak yang percaya Kota Wentira ini sebagai titik paling angker di Indonesia. Segelintiran masyarakat bahkan percaya kota ini merupakan warisan dari benua Atlantis yang hilang.

Baca Juga

Ratusan Objek Misterius Terlihat di Seluruh Dunia, Ini Lokasi Favorit Penampakan UFO

Atlantis sendiri merupakan pulau legendaris yang pertama kali disebut Plato dalam buku Timaeus dan Kritias. Banyak yang menyebutnya cerita fiksi namun ada yang menilai kota ini tenggelam ke dasara laut.

Secara turun temurun, kisah peradaban Kota Wentira banyak diceritakan dan dikaitkan dengan hal mistis. Dari cerita mulut ke mulut, masyarakat yang mempunyai kemampuan khusus melihat tempat ini merupakan punya peradaban modern, maju dan berkembang. Tidak ada satu pun masyarakat yang hidup miskin di kota tersebut.