Rupiah Ditutup Melemah Lagi, Bertengger di Rp14.992 per Dolar AS
Menurut dia, faktor pemicu lainnya, yakni neraca transaksi berjalan yang mencatatkan surplus pada 2021, yang didukung oleh perbaikan terms of trade seiring kenaikan harga komoditas, dan kembali mencatatkan surplus pada kuartal I 2022.
"Transaksi berjalan diperkirakan akan kembali defisit pada 2022 pada kisaran yang terkendali, sehingga mendukung ketahanan eksternal Indonesia," ujar Ibrahim.
Sementara analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, pelemahan rupiah sangat fundamental. Ini mengingat perkembangan global, di mana bank sentral dunia berlomba-lomba menaikkan suku bunga, terutama bank sentral AS The Fed.
"Ini membuat rupiah menjadi mata uang yang kurang menarik," kata Lukman, dikutip dari Antara.
Editor: Cahya Sumirat