"Getaran dua agenda besar ini sangat terasa hingga di Gorontalo pada momentum seminar tata kelola tahura. Semoga ini bisa berkontribusi besar bagi dunia," kata Nelson.
Menurutnya, persoalan lokal dan global bisa dirasakan dengan terjadinya perubahan iklim yang berdampak pada bencana banjir, sedimentasi dan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan lainnya.
"Sebenarnya kita punya potensi mengendalikan perubahan iklim tersebut, karena kita berada di iklim tropis," katanya.
Gorontalo berupaya terlibat secara bersama-sama ingin menciptakan ekologi dunia yang lebih baik. Apalagi Gorontalo punya taman nasional mencapai 3.100 hektare di dua wilayah yaitu Gorontalo dan Bolaang Mongodouw, Sulawesi Utara.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait